Selain kecelakaan kerja, Tol Desari juga merupakan proyek yang sempat mangkrak. Berdasarkan catatan detikcom, Tol Desari telah ditandatangani perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) nya sejak tahun 2006.
Kemudian kontrak PPJT tersebut sempat kembali diamandemen pada 2011 karena adanya perubahan biaya investasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kontraktor Proyek Tol Desari Bakal Disanksi |
Bahkan hingga tahun 2016, seksi I tol ini juga masih belum merampungkan proses pembebasan lahan. Akibatnya, ongkos konstruksi pun terus membengkak.
Target pengoperasian pun sempat beberapa kali tak tercapai, mulai dari 2009, hingga terakhir kali rencananya bisa dioperasikan pada akhir 2017.
Berdasarkan data monitoring jalan tol Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, seksi I seharusnya beroperasi pada Maret 2018. Tapi akhirnya baru bisa diresmikan dan beroperasi pada akhir tahun oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Proyek Tol Desari sendiri terbagi dalam tiga seksi, yaitu hanya untuk Seksi I Antasari-Brigif sepanjang 5,8 kilometer. Kemudian seksi II, yang terbagi dalam dua paket, yaitu Seksi IIA Brigif-Krukut sepanjang 2,7 km dan IIB Krukut-Sawangan sepanjang 3,6 km.
Sementara Seksi III Sawangan-Bojonggede sepanjang 9,5 km saat ini belum terlihat apa pun baik untuk pembebasan lahan maupun konstruksi.
Baca juga: Waduh! Sudah 2 Kali Proyek Tol Desari Ambruk |
(fdl/fdl)