Selain Binangun, Blitar, pabrik gula juga dibangun di Sumba Timur, NTB, Lampung, OKI, Sumsel, Bombana Sulteng, Blora Jateng, Kalsel dan Lamongan. Dengan berdirinya pabrik gula ini, diharapkan mampu meningkatkan tambahan produksi sebanyak 2,35 juta ton.
"Hari ini saya sangat bahagia. 10 pabrik gula menjadi kenyataan. Tujuh sudah giling, sebentar lagi tambah satu. Dua menyusul. Paling lambat Desember ini semua sudah kelar. Kalau semua pabrik gula baru beroperasi total, impor selesai," kata Menteri Pertanian, Amran Sulaiman saat meninjau pabrik gula RMI di Blitar, Rabu (9/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mentan Mohon Pamit Ke Petani Kediri |
RMI sendiri merupakan pabrik gula dengan kapasitas produksi yang besar. Selama masa commisioning (masa giling) tahun 2019 ini, mereka mampu memproduksi tebu sebanyak 63.755 ton dengan rendemen 8.08 persen. Jumlah itu bisa menghasilkan produksi gula sebanyak 5.151 ton dengan produktivitas gula sebanyak 60 ton per hektare.
Sedangkan rencana giling 2020 mendatang, RMI punya kapasitas produksi 10.000 TCD yang mengolah tebu masuk sebanyak 1.500.000 ton. Dengan rendemen 9.50 persen, akan memproduksi gula sebanyak 142.500 ton.
RMI bersinergi dengan warga yang menggarap lahan tebu seluas 4000 hektare dengan produktivitas 70 ton per hektare. Pabrik ini berinvestasi hampir 3 trilyun di atas lahan seluas 19 hektare.
"Dengan segala kerendahan hati saya mohon. Bapak bupati, kapolres, dandim untuk menjaga pabrik ini. Jaga investor. Kita tahu banyak negara resesi. Supaya maju dan bertahan, kuncinya ada dua. Pertama, investasi digenjot. Kedua, ekspor ditingkatkan," tandas Amran.
Saat ini, gula produksi RMI sudah memenuhi standar mutu komersial sebagai Gula Kristal Putih (GKP).
"Produksi gula kami sudah diaudit oleh Balai Besar Pengujian Mutu Perindustrian. Alhamdulillah sudah lolos dan sudah bersertifikasi SNI. Saat ini dalam penelitian BPOM untuk sanitasi dan MUI untuk persyaratan halal," jelas Dirut RMI, Sukur Irwanto.
(hns/hns)