Fahmy mulanya mengatakan, kabar pembentukan PIMD merupakan kabar yang mengejutkan.
"Pasca penutupan Pertamina Energy Trading Ltd (Petral), PT Pertamina (Persero) secara mengejutkan membuka kembali trading arm di Singapura, melalui anak usahanya Pertamina International Marketing and Distribution (PIMD)," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (11/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia bilang, berdasarkan penjelasan Pertamina, PIMD berbeda dengan Petral yang merupakan trading arm untuk impor minyak mentah dan BBM untuk kebutuhan domestik. Sedangkan, PIMD merupakan trading arm untuk menjual produk Pertamina dan produk pihak ketiga ke pasar international. Tapi, PIMD juga untuk impor LPG dalam memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
Dia mengatakan, Petral serupa dengan PIMD di mana maksud tujuan awal pembentukannya ialah untuk menjual minyak ke pasar internasional saat Indonesia menjadi eksportir minyak. Namun, Petral dijadikan trading arm impor saat Indonesia menjadi net importir.
"Serupa dengan PIMD, Petral awalnya juga dimaksudkan untuk menjual minyak mentah di pasar internasional pada saat Indonesia masih sebagai negara eksportir minyak. Namun, pada saat Indonesia sudah menjadi negara net importer, fungsi Petral sebagai satu-satunya trading arm yang hanya impor crude untuk kilang Indonesia dan impor BBM untuk kebutuhan dalam negeri," jelasnya.
Dia bilang, berdasarkan hasil kajian Tim Anti Mafia Migas Petral digunakan mafia migas untuk memburu rente.
"Hasil kajian Tim Anti Mafia Migas menyimpulkan bahwa Petral telah digunakan oleh mafia migas untuk memburu rente dari monopoli Petral dalam impor crude dan BBM, utamanya Premium," ujarnya.
Terkait hal tersebut, Pertamina sendiri telah menyampaikan penjelasan perihal tugas dan tanggung jawab anak usaha teranyarnya tersebut.
"PIMD jangan disamakan dengan Petral, karena PIMD fokus untuk menghasilkan pendapatan tambahan melalui penjualan di luar negeri," kata VP Corporate Communication dalam keterangan resminya.
(dna/dna)