WIJS rencananya berlangsung di Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Soebroto, Kota Bandung, Jumat (18/10/2019). Diperkirakan 200-300 delegasi atau investor asing dari berbagai benua akan hadir.
Kabid Pengembangan dan Promosi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Eka Hendrawan mengatakan sejumlah proyek yang akan ditawarkan dalam WIJB antara lain pembangunan monorail Bandung Raya, Tempat Pengsolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka dan Ciayumajakuning.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 'Tanam Duit' di Fintech, Untungnya Berapa? |
Tidak hanya domestik, beberapa investor asing yang telah menunjukkan minat terhadap project dimaksud berasal dari Kawasan Eropa (a.l. Inggris, Belgia, & Perancis), Kawasan Amerika (a.l. USA & Kanada Kawasan Timur Tengah (a.l. Kuwait, Pakistan, & Sudan) dan Kawasan Asia (a.l. Singapura, Korea Selatan, Malaysia & Tiongkok).
"WJIS 2019 nantinya akan terbagi menjadi 5 kegiatan utama yaitu High Level Session, Penandatangan MOU/Kesepakatan lnvestasi dan Perdagangan, Project C onsu/tation, One-on-one meeting, dan Pameran lnvestasi dan UMKM. Khusus sesi penandatangan MoU, akan dilakukan penandatanganan beberapa kesepakatan invest antara Iain dengan kawasan industri Cikidang, perluasan pabrik elektronik di Kabupaten Bekasi dan kesepakat perdagangan dengan BUMD Pangan Jabar," kata Eka di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (14/10/2019).
Kepala Group Advisory Pengembangan Ekonomi, Perwakilan BI Jabar Pribadi Santoso mengatakan perkembangan ekonomi Jabar relatif solid tercermin dari rerata pertumbuhan ekonomi 3 (tiga) tahun terakhir sebesar 5,55% (yoy) dan Iebih baik dibandingkan rerata perekonomian nasional yang sebesar 5,07% (yoy).
Menurutnya kinerja positif tersebut ditopang sektor industri pengolahan dengan pangsa 42% (Lapangan Usaha) dan kinerja tingkat konsumsi terutama kontribusi konsumsi Rumah Tangga sebesar 65%.
Selain itu, upaya Pemprov Jabar dalam mengakselerasi investasi melalui pembangunan infrastruktur di berbagai sektor, baik terkait transportasi (jalan toi, monorel, bandar udara), energi terbarukan (pengolahan sampah menjadi energi dan pembangkit Iistrik) maupun urban infrastruktur (kawasan industri, sistem pengolahan air minum, dan pemukiman) terus dilakukan.
"Hal ini pada akhirnya menciptakan opportunity untuk mendorong sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat," tutur dia di lokasi yang sama.
Ia mengatakan iklim investasi yang kondusif turut menjadikan Jabar menjadi salah satu daerah tujuan investasi paling menarik di Indonesia. Berdasarkan Asian Competitiveness Index, tingkat daya saing Jabar meningkat ke posisi 3 pada tahun 2018 dari posisi 5 pada tahun 2017.
"Kondisi ini seiring membaiknya Kedinamisan Ekonomi Regional, Fleksibilitas Pasar Tenaga Kerja, Kebijakan Pemerintah & Ketahanan Fiskal dan Daya Tarik Terhadap lnvestasi Asing," ujar Pribadi.
(mud/zlf)