Airlangga masih merahasiakan posisinya nanti di kabinet. Dia cuma menjelaskan hasil pertemuan dengan Jokowi bahwa dia diminta mengatasi masalah defisit neraca perdagangan yang sekarang masih jadi pekerjaan rumah (PR) Indonesia.
"Tantangan ke depan di mana kita memiliki kondisi terkait dengan defisit neraca perdagangan," kata dia di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Jokowi meminta dirinya mengatasi hal tersebut dengan cara mengurangi impor khususnya di sektor non migas.
"Terkait dengan mengurangi defisit neraca perdagangan diminta, Pak Presiden meminta dicarikan produk yang bisa menyelesaikan persoalan neraca perdagangan. Tentu dari berbagai produk yang bisa menurunkan impor non migas," jelasnya.
Untuk itu perlu dilakukan substitusi impor agar Indonesia berkurang ketergantungannya dengan produk luar negeri, di samping juga peningkatan produksi biofuel untuk mengurangi impor.
"Bagaimana meningkatkan efisiensi dan peningkatan produksi dan implementasi biofuel," terangnya.
Airlangga juga diminta untuk memerhatikan mengenai kawasan-kawasan ekonomi. Kawasan ekonomi ini diharapkan bisa memiliki beberapa industri unggulan, misalnya sektor tekstil.
"Terkait kawasan-kawasan ekonomi dan diharapkan kawasan ini bisa memiliki beberapa industri unggulan," tambahnya.
Sebagai informasi, neraca perdagangan pada September 2019 mencatatkan defisit US$ 160 juta. Defisit terjadi karena nilai impor US$ 14,26 miliar dan ekspor US$ 14,1 miliar.
(toy/ara)