Kilas Balik Kode Keras Jokowi untuk Bahlil Masuk Kabinet

Kilas Balik Kode Keras Jokowi untuk Bahlil Masuk Kabinet

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Selasa, 22 Okt 2019 13:29 WIB
Foto: Bahlil Lahadalia (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta - Bahlil Lahadalia siang ini merapat ke Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. Bahlil juga mengenakan kemeja putih dan bawahan hitam seperti calon menteri lainnya yang lebih dulu dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Peristiwa Bahlil yang datang ke Istana dalam rangka pengenalan menteri ini mengingatkan momen saat Jokowi menghadiri acara musyawarah nasional XVI Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) pada September 2019 lalu.

Kala itu, Jokowi memberi kode bahwa Bahlil bisa masuk dalam kabinetnya di periode kedua. Dalam pidatonya saat itu, Jokowi juga menyandingkan Bahlil dengan Ketum Kadin Rosan P Roeslani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadi adinda Bahlil menyorong-nyorongkan dan merekomendasikan beberapa yang hadir di sini, beliau menunjuk-menunjuk abang Lutfi, menunjuk-menunjuk Ketua Kadin abang Rosan, tapi saya tahu ini adinda Bahlil ini pinter. Sebetulnya beliau itu menyorongkan diri sendiri tapi ditutup oleh kedua beliau, saya nangkep saya nangkep, beliau berdua ini pesaing mu lho," kata Jokowi kala itu.

Jokowi mengungkapkan, Bahlil Lahadalia akan sama seperti dirinya setelah tidak lagi menjabat sebagai ketua umum Hipmi. Namun, bukan soal di kabinet kerja, melainkan sama-sama menjadi alumni.

"Saya ingin ucapkan terima kasih Bahlil Lahadalia yang sebentar lagi menuntaskan, sebentar lagi akan sama seperti saya, akan sama-sama menjadi alumni Hipmi. Mudah-mudahan nyalinya tetap besar walaupun tidak menjadi ketua lagi," ungkap Jokowi.


Ketua Hipmi Bahlil Lahadalia meminta kepada Presiden Jokowi untuk memilih sosok yang benar-benar pro kepada pengusaha tanah air untuk posisi menteri di periode kedua.

"Hipmi tidak meminta menteri, tapi Hipmi minta menteri-menterinya pro ke pengusaha, kalau tidak ada yang seperti itu Hipmi bisa juga memberikan rekomendasi," kata Bahlil disambut tawa para peserta.

Bahlil mengungkapkan para pengusaha muda tanah air perlu naik kelas. Bila perlu, lanjutnya menjadi konglomerat baru di tanah air. Hal ini pun merupakan aspirasi para pengurus Hipmi periode 2015-2019.

"Bahwa dalam reformasi 98 melahirkan dua persoalan besar, politik gubernur sudah berganti, menteri berganti, tetapi konglomeratnya belum berganti, itu-itu saja. Dalam perspektif teman-teman muda ingin naik kelas, bukan mau memusuhi tidak boleh, yang masih di bawah dinaikkan agar bisa naik kelas," ungkap Bahlil.




(fdl/fdl)

Hide Ads