Modal Rp 5 Juta, Pria Ini Cetak Cuan Ratusan Juta dari Sneakers

Modal Rp 5 Juta, Pria Ini Cetak Cuan Ratusan Juta dari Sneakers

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 28 Okt 2019 10:06 WIB
Foto: Fenomena Sneakers Lokal (Istimewa/Saint Barkley)
Jakarta - Muhammad Helmi Imaduddin mungkin tak menyangka bisnis sepatu sneakers akan sebesar seperti saat ini. Pria tersebut kini meraih omzet hingga ratusan juta dari bisnis sepatu alas karet ini. Bisnis sepatu dengan merek Saint Barkley ini dimulai dengan modal hanya Rp 5 juta.

Pria yang akrab disapa Ami ini menjelaskan, Saint Barkley dirintis di tahun 2012. Tak sendiri, ia membangun bisnis itu bersama beberapa temannya.

Ia bercerita, bisnis ini dimulai dengan modal Rp 5 juta. Untuk membuat sepatu, ia memasrahkan ke perajin sepatu di Cibaduyut, Bandung. Kemudian, sepatu pesanannya ia jual.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awal-awal itu percaya atau tidak modal awal Rp 5 juta. Kayak cetakan, ya udah nyerahin yang ngerjain. Pertama jalan, kita bikin daerah Cibaduyut masih home made. Kerjanya berapa orang, makanya sekali rilis 60 (pasang)," katanya kepada detikcom beberapa waktu lalu (12/10/2019).


Ami bilang, dirinya terjun ke bisnis sneakers karena masih terbukanya peluang pasar. Memang, saat itu sudah ada merek lokal sneakers, namun para pemain itu tidak secara khusus bermain di sneakers. Sebutnya, merek apparel 347 dengan sneakers Indicator dan Ouval dengan brand Gummo.

"Mereka lebih ke apparel jadi sepatunya nggak berumur panjang, karena memang mind product di apparel. Kalau Saint Barkley mind product sepatu otomatis yang kita pertahanin," ujarnya.

Ami mengaku, bukan perkara mudah untuk bermain di bisnis sneakers. Lantaran, untuk membuat produk berkualitas butuh proses panjang. Ia bilang, paling tidak butuh waktu sampai 2 tahun sampai benar-benar diterima pasar. Tak heran, dalam masa pengembangan itu banyak produknya tak laku dijual karena tak sesuai dengan kualitas.

"Jadi 2012 sampai 2014 itu ya naik turun trial error, pernah ratusan nggak kejual sama sekali karena reject semua. Terus develop makanya gimana caranya kesalahan kemarin nggak terulang lagi," terangnya.

Seiring berjalannya waktu, Saint Barkley terus berkembang karena perlahan diterima masyarakat. Bahkan, sepatu yang semula hanya dibuat di Cibaduyut harus digeser ke beberapa tempat, dua di Bandung dan satu di Surabaya.


Sneakers Saint Barkley pun semakin mendapat tempat di masyarakat. Lantaran, orang nomor satu di Tanah Air, yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeli sepatunya di pameran Jakarta Sneakers Day. Sepatunya kini kian diburu.

"Kalau Saint Barkley mah disurvei yang paling banyak (beli) usia 15-35 tahun, di bawah 15 ada di atas 35 ada, cuma dikit. Kalau yang berumur setelah Jokowi effect, banyak yang datang ke sini kaya PNS atau ibu-ibu 'Saya pengin sepatu Jokowi," katanya.

Ami melanjutkan, sepatunya dijual seharga Rp 387 ribu hingga Rp 450 ribu per pasang. Sepatu yang awalnya hanya diproduksi 60 pasang ini berkembang dengan penjualan sampai 2.000-3.000 pasang per bulannya.

Soal omzet, dirinya memang enggan menyebutkan secara detail. Namun, ia hanya mengatakan sampai ratusan juta. Secara sederhana, dengan hanya mengalikan harga sepatu dengan jumlah item yang dijual yakni Rp 450 ribu dikalikan 3.000 pasang, maka ia bisa memperoleh omzet tertinggi sampai Rp 1,35 miliar.

"Omzetnya ada lah ya, kalau dari per bulan ada 2.000-3000 sepatu sebulan. Ya (tinggal ngaliin) ha ha ha kira-kira segitu," ujarnya.

Sepatu Saint Barkley dijual lewat online maupun offline. Untuk online sepatu Saint Barkley dijual lewat saintbarkleyshoes.com, Instagram di @saintbarkley, dan beberapa marketplace seperti Tokopedia dan Shopee.


(ara/ara)

Hide Ads