Hal itu dikatakan dalam acara diskusi bertajuk 'Integrasi dan Konektivitas Menjadi Kunci untuk Menarik Swasta Berinvestasi di Jalan Tol', yang digelar di Menara Kadin, Jakarta.
Ramdani mengatakan, investasi jalan tol merupakan salah satu bentuk investasi yang paling menjanjikan. Terutama, bila dilihat dari prospek jangka panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tarif Tol Jakarta-Merak Naik Sabtu Pekan Ini |
Menurut Ramdani, saat ini hanya ada 3 risiko jika berinvestasi di sektor jalan tol. Pertama, masalah pembebasan lahan. Jika pembebasan lahan sudah selesai maka nilainya akan bertambah.
Kedua, adalah masalah konstruksi. Jika konstruksinya sudah selesai, maka nilainya juga akan bertambah. Ketiga, masalah traffic. Jika trafficnya sudah aman, maka nilainya juga akan semakin lebih baik.
"Sehingga tidak usah takut bahwa apa yang bapak punya nanti apabila masuk di bisnis ini tidak bisa keluar, mudah keluarnya," ujar Ramdani.
Ramdani menyarankan agar jika dapat konsesi tidak untuk dijual. Ia menyebut bahwa saat ini ada perusahaan-perusahaan yang siap mengambil alih project-project yang sudah jadi. Sehingga jika merasa tidak kuat di tengah jalan, maka siapapun bisa menjualnya kepada pemain-pemain yang lebih besar.
"Bapak-ibu sekarang itu tidak usah takut kalau investasi di salah satu jalan. Percaya, dulu itu orang jual konsesi. Sekarang jangan. Bapak dapat konsesi, bapak bangun. Setengah dari apa yang bapak bangun itu sudah punya nilai, akan dibeli oleh perusahaan-perusahaan tertentu," katanya.
Ramdani berharap, konektivitas dan integrasi harus dilakukan secepatnya sehingga akan menimbulkan bisnis baru dan keuntungan-keuntungan bagi segala pihak.
(eds/eds)