Salah satu solusinya akan mencari mitra baru untuk Pertamina.
"Sampai Desember kita lihat, sepakat atau tidak. Kalau nggak kita cari alternatif lain," kata Erick usai rapat di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jakarta, Selasa (29/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan, saat ini tengah berlangsung perhitungan atau valuasi aset untuk pengembangan kilang ini.
"Saya masih menunggu itu (valuasi) selesai," tambahnya.
Erick menambahkan, saat ini baik Pertamina dan Saudi Aramco tengah melakukan penghitungan aset bersama. Sebelumnya, penghitungan aset ini dilakukan masing-masing pihak.
"Mereka sudah tunjuk juga valuation bersama, kalau dulu kan masing-masing menunjuk. Kalau masing-masing menunjuk kapan ketemunya," tuturnya.
Mengutip CNBC Indonesia, tarik ulur soal nilai investasi kilang Cilacap antara Pertamina dan Saudi Aramco masih alot. Kesepakatan untuk evaluasi nilai terus diperpanjang.Joint Venture Development Agreement (JVDA) antara Pertamina dengan Saudi Aramco mulanya akan berakhir di akhir Juni 2019. Namun kesepakatan ini diperpanjang sampai akhir September 2019. Setelah diperpanjang sampai September, JDVA kembali diperpanjang lagi sampai Oktober ini
Pertamina berharap kesepakatan dengan Saudi Aramco terkait valuasi proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap bisa segera rampung tahun ini. Direktur Utama Nicke Widyawati mengatakan negosiasi harga masih dilakukan dengan pihak Saudi Aramco.
(hns/hns)