Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan keseimbangan baru yang akan didapatkan oleh Bandara Husein Sastranegara di Bandung dan Bandara Kertajati akan terjadi satu tahun.
"Paling lama satu tahun, begitu tol Cisumdawu jadi, persoalan itu sudah selesai," kata Budi di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (31/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita juga akan mengkreasi supaya ada promosi bersama antara penerbangan dengan hotel. Jadi kelesuan itu kita harapkan bisa berkurang," ujarnya.
Sebelumnya memang masalah yang dihadapi oleh Bandara Kertajati dan Husein Sastranegara adalah perihal aksesibilitas. Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menjelaskan jika tol Cisumdawu selesai maka akses bisa menjadi lebih mudah.
Masyarakat dari kawasan Bandung Raya, Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan akan lebih mudah dan nyaman berangkat dari Bandara Kertajati. Juga bila jalan tol elevated Jakarta-Cikampek sudah beroperasi maka calon penumpang pesawat dari Bekasi, Cikarang, Karawang.
"Diperkirakan masyarakat lebih memilih berangkat dari Bandara Kertajati dibandingkan misalnya dari Bandara Halim Perdanakusuma atau Bandara Soekarno-Hatta" ujar Awaluddin.
Dia mengatakan ini konsep yang dibangun Angkasa Pura II dalam mengelola Kertajati, Husein Sastranegara, Halim Perdanakusuma dan Soekarno-Hatta sebagai bandara bandara yang terintegrasi dalam konteks operasi kebandarudaraan.
Operasional keempat bandara tersebut menurut dia, difokuskan pada konsep integrated multi-airport system.
"Konsep integrated multi-airport system ini membuat keempat bandara saling mendukung, di mana traffic penumpang dan penerbangan terdistribusi dengan baik di antara empat bandara tersebut," jelas dia.
Pada akhirnya, konsep integrated multi-airport system ini juga mendukung pengembangan area megapolitan di Jawa Barat hingga Jabodetabek.
(kil/zlf)