Jakarta -
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui UPT Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung telah berhasil mengembangkan varietas ikan baru bernama King Kobia.
Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Evalawati mengklaim bahwa varietas ini bisa menghasilkan keuntungan hingga 50% dalam setahun.
"Kami hanya menghasilkan benih, dengan modal atau investasi yang lumayan, sekitar Rp 51 juta dengan keuntungan bisa lebih dari 50 persen," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CEO Silly Fish Indonesia Rika mengatakan, King Kobia mampu memproduksi sekitar 20 ton/bulan. Meskipun begitu, King Kobia sudah mengekspor ke negara Australia. Namun, Rika menyebut akan lebih fokus pada penjualan lokal.
"Diekspor ada, Australia. Paling sekitar 5, 7, 10 ton/bulan. Tapi tidak rutin per bulan, karena saya lebih senang untuk lokal. Selama lokal bisa menyerap saya lebih suka lokal," imbuhnya.
Rika menjelaskan, harga ikan King Kobia sebesar Rp 60 ribu/kg dan nilainya bisa 6-7 kali lipat apabila diolah menjadi masakan.
"Harga dibilang murah, tidak juga. Dibilang berapa harganya, sekitaran Rp 60 ribuan/kg," kata Rika di Balai Kartini, Rabu (6/11/2019).
Rika menyebut, kualitas King Kobia tidak kalah dengan ikan Salmon, yang dikenal dengan teksturnya yang lembut. Untuk itu, ia berharap ikan yang di budidayakan pertama kali di Lampung ini dapat menjadi solusi untuk masyarakat bisa mengonsumsi makanan lokal.
"Sayang sekali, ikan yang DHA-nya lebih-lebih dari Salmon, yang dikenal dengan teksturnya yang juga enak banget gitu loh tidak dikenal," ungkap Rika.
Menurutnya, ikan jenis King Kobia ini sangat sensitif. Jika ditangkap dengan perlakuan yang tidak baik, maka akan berdampak pada rasanya yang jadi amis. Untuk itu, diharapkan King Kobia menjadi alternatif komoditas baru bagi pembudidaya.
"Dia itu ketika ditangkap kalo tidak diperlakukan dengan baik maka rasanya akan buruk, jadi amis. Nah budidaya melahirkan rasa yang sangat berbeda dari tangkapan alam, seperti itu," tutupnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan akan meningkatkan sentra produksi ikan budidaya. Hal itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Budidaya sudah dilakukan sebelumnya, tapi belum optimal. Padahal peningkatan produktivitas ikan nasional dapat dilakukan melalui budidaya," kata Edhy saat menghadiri pembukaan Aquatica Asia dan Indoaqua 2019 di Balai Kartini, Rabu (6/11/2019).
Menurutnya, Indonesia merupakan tempat yang strategis untuk melakukan budidaya ikan. Makanya, dia akan menghidupkan budidaya yang belum banyak dimanfaatkan di Indonesia.
"Indonesia merupakan daerah yang memiliki tempat yang sangat luar biasa dalam melakukan budidaya, baik di tambak. Garis pantai kita itu nomor 2 terpanjang di dunia. Belum lagi kita bicara laut, air laut dipinggir pantai, danau," ungkapnya.
Edhy mengatakan, akan terus meningkatkan sentra produksi ikan budidaya karena hal ini bisa meningkatkan perekonomian nasional, menyerap lapangan kerja, dan kesejahteraan masyarakat.
"Sektor perikanan budidaya akan terus kita kembangkan karena memiliki potensi ekonomi yang luar biasa besar. Sektor ini juga paling berpeluang untuk menambah lapangan pekerjaan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Edhy bilang, pihaknya akan membagikan alat pembuat pakan ikan gratis kepada nelayan-nelayan.
"Hal-hal lain bantuan kepada nelayan-nelayan atau petambak-petambak dengan alat pembuat pakan ikan," imbuhnya.
Menurut Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, pembangunan perikanan budidaya selama lima tahun belakangan mampu meningkatkan pendapatan dari pembudidaya ikan. Dalam kata lain, membuat pembudidaya ikan menjadi sejahtera.
"Adanya peningkatan pendapatan dari pembudidaya ikan yang tadinya sekitar Rp 3jutaan/bulan, sekarang sudah naik menjadi Rp 3,6 juta. Ini tentu saja sudah di atas rata-rata UMR nasional yang sebesar Rp 2,6 juta," kata Slamet.
Edhy Prabowo juga mengaku bakal fokus pada perlindungan nelayan. Ia meminta pihak Kejaksaan Agung, Kapolri, hingga Angkatan Laut agar tidak membawa nelayan yang bermasalah kepada kasus hukum.
"Urusan dengan nelayan jangan dulu bicara proses hukum," kata Edhy di Balai Kartini, Rabu (6/11/2019).
Edhy mengatakan, nelayan yang melakukan pelanggaran tidak akan langsung diproses hukum, melainkan akan dilakukan pembinaan.
"Alhamdulillah kami sudah berkomunikasi dengan pak Jaksa Agung nanti akan kita lakukan komunikasi dengan Kapolri, Angkatan Laut, yang jelas selama dia nelayan perorangan ada hal-hal yang dia lakukan pelanggaran kita akan utamakan pendekatan persuasif, pembinaan konsepnya," tuturnya.
Sebelumnya, Edhy memang mengatakan akan membela nelayan. Dia juga mengatakan akan menjadi pendengar yang baik untuk nelayan mengatasi berbagai permasalahan di lapangan. Hal itu disampaikan kepada nelayan saat melakukan kunjungan kerja di Muara Angke.
"Saya akan bangun komunikasi dua arah. Apa saja masalah yang bapak-bapak hadapi tolong adukan ke saya. Kalau alat tangkap bapak dan kapal bapak ada masalah, itu masalah saya juga," ucap Edhy, Senin (28/10/2019).
Bahkan, kata Edhy, dirinya siap mundur jika tidak sanggup menjalankan tugasnya untuk membela nelayan.
"Kalau saya emang nggak sanggup, saya akan mundur. Tapi saya usahakan dulu. Saya yakin akan terus menyelesaikan masalah ini," imbuhnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman