Jeruk hingga Air Minum Kemasan Sumbang Inflasi Pekan Pertama November

Jeruk hingga Air Minum Kemasan Sumbang Inflasi Pekan Pertama November

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 08 Nov 2019 14:45 WIB
Foto: Hans Henricus BS Aron/detikcom
Jakarta - Survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada minggu pertama November 2019 mencatat angka inflasi yang disumbang oleh sejumlah barang.

Deputi Gubernur BI Doddy Budi Waluyo menjelaskan pada minggu pertama November 2019 masih terjaga yakni di kisaran 2,96% year on year dan 0,1% secara month to month (mtm).

"Ini relatif terjaga artinya daya beli masyarakat sangat besar karena harga tidak naik signifikan," kata Doddy di Gedung BI, Jakarta, Jumat (8/11/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengungkapkan, pendapatan atau nilai tukar petani juga mengalami perbaikan di bulan terakhir. Kemudian secara keseluruhan bantuan sosial yang disalurkan oleh pemerintah ke masyarakat masih dikucurkan sehingga turut mendorong daya beli.


Doddy mengatakan, faktor penyumbang inflasi ini adalah daging ayam ras, bawang merah, jeruk, kacang, tomat sayur hingga air minum kemasan. "Sedangkan deflasi faktor penyumbangnya adalah cabai rawit dan kentang," ujar dia.

Tiga langkah strategis yang disepakati untuk menjaga inflasi 2019 tetap berada dalam kisaran sasarannya adalah menjaga inflasi dalam kisaran sasaran, terutama ditopang pengendalian inflasi volatile food maksimal di kisaran 4-5%.

Strategi ini dilakukan melalui empat kebijakan utama (4K) terkait Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.

Kemudian sesuai dengan Peta Jalan Pengendalian Inflasi Nasional 2019-2021, kebijakan ditempuh dengan memberikan prioritas kepada Ketersediaan Pasokan dan Kelancaran Distribusi, yang didukung oleh ekosistem yang lebih kondusif serta ketersediaan data yang akurat.




(fdl/fdl)

Hide Ads