Hal ini sempat menyebabkan sejumlah penerbangan Sriwijaya Air mengalami penundaan hingga pembatalan penerbangan.
Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena mengatakan bahwa pasca kejadian penundaan dan pembatalan penerbangan pekan lalu, Sriwijaya Air secara rutin berkoordinasi dengan regulator.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah perceraiannya dengan Garuda, kini Sriwijaya Air perlu untuk menangani proses pengelolaan operasional seorang diri. Untuk memastikan terpenuhinya standar pelayanan termasuk di dalamnya aspek safety dan security, Sriwijaya Air mengajukan beberapa nama untuk menjabat sebagai Pengurus Perseroan. Hal ini dilakukan guna mengisi dan meneruskan segala aktifitas seluruh tugas pokok dan fungsi Direksi masa transisi yang telah berakhir pada 31 Oktober 2019 lalu.
"Kemarin (Minggu,10 November 2019) Pengurus yang ditetapkan oleh Pemegang Saham dan diajukan ke Kementerian Perhubungan sudah menjalani fit and proper test di Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU). Dan hasilnya memenuhi kualifikasi," kata Jefferson lagi.
Dengan hasil tersebut, Sriwijaya Air optimis dapat mewujudkan komitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh pelanggan.
"Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh stake holder seperti Kementerian Perhubungan, Biro perjalanan, komponen pendukung operasional, dan yang pasti seluruh masyarakat Indonesia yang terus memberikan dukungan kepada Sriwijaya Air Group untuk dapat tetap beroperasi dan keluar dari permasalahan ini," tutup Jefferson.
(zlf/zlf)