Konsumsi Solar di Sulsel Melebihi Kuota, Ini Datanya

Konsumsi Solar di Sulsel Melebihi Kuota, Ini Datanya

Muhammad Nur Abdurrahman - detikFinance
Selasa, 12 Nov 2019 16:48 WIB
Ilustrasi SPBU/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Tingkat konsumsi solar di Sulawesi Selatan (Sulsel) disebut Pertamina telah melebihi dari kuota yang ditetapkan pemerintah. Hal ini terkait antrean panjang solar di beberapa SPBU di Sulsel.

Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR VII Sulawesi Hatim Ilwan dalam keterangan pers di kantornya, Jalan Garuda, Makassar, Selasa (12/11/2019), mengatakan jumlah konsumsi solar per hari di Sulsel di atas 15 persen dari kuota jumlah BBM yang disalurkan per hari atau Daily Objective Throughput (DOT) 1.300 kiloliter/hari untuk wilayah Sulsel, sesuai kuota yang ditetapkan pemerintah.

"Penyaluran solar untuk wilayah Sulsel untuk bulan September over kuota 14,6%, sedangkan bulan Oktober over kuota sekitar 15% di atas DOT 1.300 KL/hari," tutur Hatim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Merespons persoalan itu, Pertamina MOR VII wilayah Sulawesi melakukan penyesuaian di sisa dua bulan terakhir tahun 2019, dengan mendistribusikan solar sesuai DOT 1.300 KL/hari untuk wilayah Sulsel, agar tidak melebihi total kuota solar tahun 2019 yang telah ditentukan pemerintah yakni sebanyak 411.436 KL untuk wilayah Sulsel, atau sebanyak 808.376 KL untuk wilayah Sulawesi.

"Pada bulan November dan Desember, tidak ada lagi penambahan kuota dari DOT 1.300 KL/hari. Jumlah solar yang disalurkan Pertamina di Sulsel, 1.300 KL/hari, sama besar dengan jumlah yang disalurkan di 5 provinsi lainnya," ujar Hatim.

Hatim menambahkan, tingkat konsumsi BBM di Kota Makassar perharinya rata-rata lebih dari 1 juta liter/hari, dengan persentase jenis gasoline (premium, pertalite, dan pertamax) sebanyak 81%, dan sisanya jenis gasoil (solar, dexlite, dan Pertamina Dex). Konsumsi BBM gasoline di Makassar masih didominasi jenis premium, sebanyak 65% dan pertalite sebanyak 30%. Sedangkan jenis gasoil, solar masih di atas 90%.

"Penggunaan BBM berkualitas di Makassar masih rendah, kami harapkan masyarakat dapat lebih cerdas memilih BBM berkualitas sesuai jenis kendaraannya, selain lebih ramah lingkungan, dalam BBM bersubsidi ada hak orang lain," pungkas Hatim.




(mna/hns)

Hide Ads