Munculnya kedua nama itu menimbulkan pro-kontra, khususnya Ahok. Ada yang mendukung, ada pula yang lantang menolak.
Dari sisi dunia usaha pihak swasta menyikapi positif akan hal itu. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industi (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani yakin kedua orang itu merupakan pilihan yang terbaik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keduanya dikenal aktif sebagai sosok anti korupsi. Sebelumnya Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah berpendapat, dipilihnya kedua sosok tersebut ada hubungannya dengan pemberantasan korupsi di BUMN.
"Gini, yang saya lihat kok sepertinya kalau kita lihat dari sosok Ahok, sosok mantan KPK, ini memangnya BUMN ini sarang koruptor apa? Ini perlu harus ada kejelasan," kata dia saat dihubungi detikcom.
Ahok dan Chandra yang dipilih oleh Erick, menurutnya mengesankan bahwa ada sesuatu yang buruk di BUMN sehingga perlu orang-orang yang dianggap keras.
Namun dia belum bisa menyimpulkan karena Erick Thohir sendiri belum pernah menjabarkan arah kepemimpinannya ke depan seperti apa, penilaiannya terhadap BUMN seperti apa. Jika itu sudah diketahui, maka bisa ditarik benang merah antara strategi yang sedang dibangun dengan pilihan-pilihan orang yang akan ditempatkan di BUMN.
"Saya kira ini yang perlu dikonfirmasi dari Pak Erick Thohir sebenarnya mau dibawa ke mana BUMN ya, dan kemudian kenapa memerlukan orang-orang yang tanda kutip misalnya garis keras kan. Karena BUMN itu harus disadari posisi pentingnya akan seperti apa," jelasnya.
(das/ang)