Pertamina Siap Hadapi Transisi Energi Terbarukan yang Ramah Lingkungan

Pertamina Siap Hadapi Transisi Energi Terbarukan yang Ramah Lingkungan

Akfa Nasrulhak - detikFinance
Selasa, 26 Nov 2019 16:39 WIB
Foto: Akfa Nasrulhak
Jakarta - PT Pertamina (Persero) menegaskan sudah siap menghadapi perkembangan global di bidang energi, khususnya di sektor transportasi dengan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan. Salah satunya dengan mulai melakukan transisi bisnis dengan tidak menjadikan fossil fuel sebagai bisnis utama perusahaan, namun beralih ke Energi Baru Terbarukan (EBT).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan revolusi di sektor energi adalah hal nyata yang sudah mulai terjadi. Hal ini mengingat semakin terbatasnya sember daya alam yang ada dan semakin tingginya permintaan energi yang beraneka ragam.

"Karena karakter dari demand ini juga berubah dengan perubahan demografi ke depan, pola-pola konsumsi juga berubah, adanya disrupsi energi ini, dan juga faktor lingkungan. Di mana isu ini perlu kita lakukan ambil langkah-langkah yang semakin mendesak untuk mengambil strategi ke depan baik itu diambil oleh Pertamina maupun pemangku kepentingan lain," ujar Nicke di sela-sela acara Pertamina Energy Forum di Hotel Raffles, Jakarta, Selasa (26/11/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Karena itu, kini Pertamina juga telah masuk ke biorefinery untuk memproduksi biodiesel. Pertamina memproses bahan bakar dari kelapa sawit yang banyak dimiliki oleh Indonesia.

"Dan hari ini kita dengan bangga sampaikan bahwa Pertamina telah siap implementasi B30, sudah dimulai pada 21 November lalu dan ini tentu memberikan kontribusi cukup besar dalam penurunan impor maupun peningkatan pendapatan bagi negara baik itu pajak maupun bukan pajak," ujar Nicke.

Dalam salah satu sesi diskusi bertema 'Global Trend: What is Driving the Energy Revolution?' ini, Dewan Penasihat Pertamina Energy Institute, Widyawan Prawiraatmadja memproyeksikan hingga 2050, sekitar 50 persen dari bahan bakar kendaraan akan bersumber dari biofuel. Di samping itu, pembangkitan listrik dari sumber daya baru terbarukan akan terus bertumbuh.


"Sebagai pelaku usaha ujung tombak energi nasional, PT Pertamina (Persero) berperan penting menerjemahkan kebijakan pemerintah dalam energi transisi dari energi fosil ke energi baru terbarukan," ujar Widyawan.

Berdasarkan scenario Green as Possible, Pertamina memproyeksikan terjadi transisi elektrifikasi yang masif dari sumber energi fosil ke sumber energi baru terbarukan. Bahan bakar B50 (Biosolar kadar 50%) dan E50 (Ethanol kadar 50 persen) sudah diaplikasikan dan pembangkitan listrik energi baru terbarukan makin banyak terpasang.


(akn/hns)

Hide Ads