Jokowi menceritakan bahwa produk kelapa sawit Indonesia terus menerima diskriminasi dari perusahaan-perusahaan eropa. Bahkan, data dan penjelasan mengenai kelapa sawit tidak mendapatkan perhatian dari Uni Eropa.
"Tentu saja, Indonesia tidak akan tinggal diam dengan diskriminasi ini. Negosiasi tentang Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia UE akan berlanjut. Minyak kelapa sawit tentu akan menjadi bagian darinya," kata Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Wali Kota Solo ini menyebut bahwa ASEAN dan Uni Eropa juga telah membentuk kelompok kerja yang membahas masalah kelapa sawit.
"Saya berharap kelompok kerja dapat berkontribusi untuk menyelesaikan masalah kelapa sawit," tegas dia.
Pada pertemuan itu, Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian Agus Guwimang, dan Sekertaris Kabinet Pramono Anung.
Selain itu, Jokowi juga menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Korea Selatan. Di mana, ekonomi negara ASEAN masih stabil di tengah ketidakpastian global dan hal ini bisa dimanfaatkan investasi.
"Ekonomi ASEAN berada dalam kondisi yang jauh lebih baik daripada rata-rata pertumbuhan ekonomi global. Kristallina, direktur pelaksana IMF mengatakan bahwa ASEAN adalah titik terang dalam perekonomian dunia," ungkap dia.
Halaman
1
(hek/das)