Sebut Minyak 1,6 Miliar Barel, Luhut Minta Produksi Digenjot Pakai EOR

Sebut Minyak 1,6 Miliar Barel, Luhut Minta Produksi Digenjot Pakai EOR

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 02 Des 2019 22:15 WIB
Foto: Uji Medianti Sukma
Jakarta - Pemerintah ingin menggenjot produksi komoditas minyak. Untuk itu Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan rapat koordinasi untuk menaikkan lifting migas.

Luhut mengundang Kementerian ESDM dan 10 perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas (minyak dan gas) di seluruh Indonesia. Luhut meminta semua pihak mengidentifikasi cara untuk menaikkan lifting alias produksi minyak.

Dia memaparkan hingga kini lifting migas cenderung turun ke angka 700 barel. Dia ingin lifting minyak bisa mencapai 1 juta berel lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadi migas kita minta mereka mengidentifikasi bagaimana menaikkan lifting kita. Sekarang ini kan 800 turun ke 700 barel, cenderung akan turun," ujar Luhut di Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019).


Dalam rapat, Luhut menjelaskan salah satu cara untuk menggenjot lifting migas. Caranya dengan penerapan metode perolehan minyak tahap lanjut atau biasa disebut enhanced oil recovery (EOR). Metode EOR dilakukan untuk mengoptimalkan dan meningkatkan cadangan minyak dari sebuah sumur yang beroperasi.

"Saya minta pada mereka untuk segera membuat planning, bagaimana menggunakan EOR untuk meningkatkan bisa 1 juta lagi produksi kita untuk berapa tahun ke depan," sambung Luhut.

Luhut menjelaskan potensinya ada 1,6 miliar barel minyak yang bisa dihasilkan dari metode EOR. Luhut menyatakan meminta Kementerian ESDM dan KKKS mencari cara untuk menggenjot produksi minyak.

"Jadi kita identifikasi sumur-sumur yang kecil yang EOR-nya bisa 5.000, 10.000, 20.000 dan kumpulin dan itu bisa karena masih ada 1,6 billion barel yang bisa dilakukan EOR," kata Luhut.




(hns/hns)

Hide Ads