"Oleh sebab itu saya minta manajemennya segera diselesaikan dan dibereskan dan dibuat pola-pola baru sehingga tidak menjadi beban bagi Bulog," kata Jokowi di kantor Presiden, Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Bulog menyampaikan ada 20.000 ton beras yang mengalami penurunan mutu bahkan terancam busuk. Hal itu disebabkan karena selama empat bulan mengendap di gudang dan tidak tersalurkan sama sekali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyebut manajemen yang andal menjadi kunci pada sumber logistik beras tanah air. Apalagi, jumlah produksi beras tidak sama di setiap daerah.
"Sehingga aspek ketersediaan merupakan hal yang penting, sehingga keterjangkauan terhadap pasokan juga menjadi penting. Saya melihat kuncinya adalah efisiensi dan kehandalan dalam manajemen logistik," jelas Jokowi.
Dapat diketahui, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, ada beberapa skema untuk penggunaan beras turun mutu tersebut tanpa harus dimusnahkan.
Terdapat empat alternatif pemanfaatan beras tersebut, di antaranya dijual dengan harga murah jika dinyatakan masih layak konsumsi. Lalu, dialihfungsikan menjadi tepung atau pakan ternak. Terakhir jika memang tak layak konsumsi maka beras tersebut dapat diolah jadi ethanol.
Buwas menjelaskan, mekanisme di atas dapat dilakukan dengan lelang. Nantinya, pemenang lelang yang akan memproses pengalihan fungsi tersebut.
"Akan dilelang terserah mau jadi apa nanti. Misalnya dia lelang mau jadi tepung, ya tapi harus jadi tepung. Lelang jadi pakan ya harus jadi pakan," terang Buwas di kantornya, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
(hek/hns)