Tantangan tersebut seperti meningkatnya tensi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, Brexit, dan lain-lain.
"2019 sesungguhnya penuh berbagai macam tantangan ekonomi dunia," katanya di Jakarta Pusat, Rabu (4/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun depan kata IMF 3,4%, kalau tahun ini 3% rasanya menurut kami estimasi IMF 3,4% tahun depan sebentar lagi direvisi ke bawah ini tantangan ya kita hadapi," sambungnya.
Bagaimana dengan Indonesia? Suahasil menjelaskan, pada kuartal III 2019 ekonomi Indonesia tumbuh 5,02%. Menurutnya, ekonomi Indonesia bisa terbilang baik.
"Kalau yang dilihat adalah pertumbuhan, angka terakhir kuartal III 5,02%, bagus apa jelek? Bagus, nyari 5% pertumbuhan ekonomi dunia bukan pertumbuhan ekonomi yang rendah," sambungnya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu sekitar 5,2%. Tahun ini, pertumbuhan ekonomi diproyeksi lebih rendah.
Namun, dia mengatakan, beberapa negara ekonominya turun lebih tajam. Suahasil menjelaskan India 2 tahun lalu ekonominya tumbuh sampai 7%, saat ini kisaran 5%.
Lalu, China yang 2 tahun lalu mengklaim angka pertumbuhan 7% sebagai new normal kini sekitar 6%. Menurut Suahasil ekonomi Indonesia cenderung lebih stabil dan pada tahun ini diproyeksi tumbuh 5,05%.
"Estimasi kami akhir tahun ini 5,05%. Ini bukan pertumbuhan rendah ini pertumbuhan tinggi. Ini pertumbuhan memberi momentum cukup untuk punya optimisme," jelasnya.
(hns/hns)