Aas menjelaskan hal ini terjadi karena mayoritas kontrak gas pada entitas anak akan berakhir pada 2021-2022 dan belum mendapat kontrak selanjutnya.
"Industri pupuk itu memerlukan pasokan gas dalam jangka panjang. Ini 2-3 tahun, jadi kami harapkan bisa jangka panjang," kata dia di Komisi VII DPR RI, Jakarta, Kamis (5/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan ada tiga dari lima perusahaan yang mengalami defisit pasokan gas industri tahun ini, antara lain PT Pupuk Iskandar Muda dengan defisit gas sebesar 80 million standard cubic feet per day (MMSCFD), PT Pupuk Kujang 10 MMSCFD, dan PT Petrokimia Gresik 12 MMSCFD.
PT Petrokimia Gresik mengalami defisit sebesar 12 MMSCFD, tahun depan defisitnya diprediksi turun menjadi 8 MMSCFD. Ia menuturkan Petrokimia Gresik memiliki kontrak jangka panjang dengan Husky CNOOC Madura Limited (HCML), namun belum efektif karena masih terdapat perbaikan pada HCML.
Di sisi lain, ia bilang tidak terdapat permasalahan pada pasokan di PT Pusri Palembang dan PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim). Dari catatan perseroan, Pusri Palembang mengalami surplus sebesar 35 MMSCFD pada 2019, dan masih diramal surplus hingga 2023. Akan tetapi, Pusri Palembang belum mendapatkan alokasi gas, sehingga diprediksi mengalami defisit pada 2024.
"Mungkin 2024 kalau ini tidak dipenuhi pabrik yang ada di Pusri Palembang semua akan terhenti," ucapnya.
Klik halaman selanjutnya >>>
Simak Video "Video: Perjalanan Karier Yovie Widianto dari Musisi Jadi Komisaris Pupuk Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]