Rekam Jejak Ari Askhara yang Dicopot Erick dari Dirut Garuda

Rekam Jejak Ari Askhara yang Dicopot Erick dari Dirut Garuda

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Sabtu, 07 Des 2019 08:00 WIB
Ari Askhara/Foto: detikcom
Jakarta - I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau yang akrab disapa Ari Askhara dicopot dari Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Dicopotnya Ari merupakan buntut dari Harley Davidson dan Brompton ilegal yang dibawa menggunakan pesawat baru Garuda Indonesia, Airbus A330-900 Neo dari Toulouse, Prancis ke Indonesia.

Mari mengenal lebih dekat sosok Ari Askhara lebih dekat.

Mengutip laman resmi Garuda, Sabtu (7/12/2019) Ari lahir di Jakarta, 13 Oktober 1971. Ia memperoleh gelar S1 dari Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Ari juga mengantongi gelar S2 Administrasi Bisnis International Finance dari Universitas Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga sudah malang melintang di BUMN. Sejumlah BUMN papan atas pernah menjadi tempatnya bernaung hingga akhirnya berlabuh ke Garuda Indonesia.


Ari tercatat pernah menjabat direktur di BUMN, di antaranya Direktur Keuangan PT Pelindo III (Persero), Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Ia pun sempat dipercaya menjabat sebagai Direktur Human Capital dan Pengembangan Sistem PT Wijaya Karya (Persero).

Sebelum menakhodai Garuda Indonesia, Ari menduduki kursi Direktur Utama PT Pelindo III (Persero). Ari kemudian ditunjuk Menteri BUMN Rini Soemarno menjadi Direktur Utama maskapai pelat merah tersebut pada September 2018 menggantikan Pahala Mansury.

Usai ditunjuk menjadi Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari mengungkapkan beberapa target yang akan ia capai, salah satunya ialah membuat karyawannya bahagia atau happy. Bagi Ari, hal tersebut merupakan hal yang penting. Sebab, hal itu membuat karyawannya giat bekerja.

"Yang pasti kita buat karyawan happy dulu. Saya sudah bicara dengan Sekarga (Serikat Karyawan Garuda) dan APG (Asosiasi Pilot Garuda), ini merupakan titik krusial pegawai sekarang harus dibuat semangat lagi. Kita harus bangun dari bagaimana buat mereka happy lagi," jelasnya usai RUPSLB di Tangerang, Banten, Rabu (12/9/2018).



Setahun menjabat, sejumlah skandal mewarnai Garuda Indonesia. Pertama, laporan keuangan perseroan dipoles demi tercatat untung. Polemik laporan keuangan ini bermula pada 24 April 2019 atau saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), di mana salah satunya ialah mengesahkan laporan keuangan 2018.

Saat itu, dua komisaris menyatakan disenting opinion dan tak mau menandatangani laporan keuangan tersebut.

Diketahui, dalam laporan keuangan 2018 Garuda mencatat laba bersih US$ 809,85 ribu atau setara Rp 11,33 miliar (kurs Rp 14.000). Laba tersebut ditopang salah satunya oleh kerja sama antara Garuda dan PT Mahata Aero Terknologi. Kerja sama itu nilainya mencapai US$ 239,94 juta atau sekitar Rp 2,98 triliun.

Dana itu masih bersifat piutang tapi sudah diakui sebagai pendapatan. Alhasil, perusahaan sebelumnya merugi kemudian mencetak laba.


Kisah maskapai pelat merah dengan Sriwijaya Air pun mewarnai perjalanan Ari memimpin Garuda. Hubungan dua maskapai Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air seperti halnya ABG, penuh drama putus-nyambung.

Skandal terbaru yang akhirnya terungkap adalah masuknya Harley Davidson bekas dan dua sepeda baru Brompton ilegal melalui pesawat baru, Airbus A330-900.

Perjalanan Ari harus berakhir di sini. Menteri BUMN Erick Thohir akan mencopot dari pucuk pimpinan Garuda Indonesia. Sementara waktu, Garuda Indonesia dipimpin oleh Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Fuad Rizal merangkap Plt Direktur Utama.

Hide Ads