Penjaminan proyek tersebut tercatat hingga Desember 2019. Adapun rincian 21 proyek KPBU yang dijaminkan terdiri dari dari 6 sektor yaitu 12 Proyek Sektor Jalan yaitu 11 Jalan Tol (Batang-Semarang, Balikpapan-Samarinda, Pandaan-Malang, Manado-Bitung.
Lalu ada proyek jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, Krian-Legundi-Bunder- Manyar, Cileunyi- Sumedang-Dawuan, Serang-Panimbang, Probolinggo-Banyuwangi dan Jakarta-Cikampek II Sisi Selatan, Semarang-Demak), dan 1 Jalan Non-tol (Jalan Lintas Timur Sumatera Selatan).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Sinthya Roesly Dikabarkan Jadi Bos PLN |
Kemudian, ada 4 Proyek Sektor Telekomunikasi (Palapa Ring Paket Barat, Tengah dan Timur serta Satelit Multifungsi).
Ada juga 1 Proyek Sektor Ketenagalistrikan (PLTU Batang). Termasuk 3 Proyek Sektor Air Minum (SPAM Umbulan, SPAM Bandar Lampung dan SPAM Semarang Barat) dan 1 Proyek transportasi/Perkeretaapian (Kereta Api Makassar- Parepare) serta penjaminan kepada 2 Proyek Non-KPBU yaitu Proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan proyek Hydropower Program PT PLN (Persero) dengan total nilai seluruh investasi melebih Rp 200 Triliun.
PII merupakan salah satu Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian keuangan yang memiliki mandat sebagai Penyedian Penjaminan Pemerintah Skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Direktur Utama PT PII M Wahid Sutopo mengatakan, untuk menjamin kelancaran penjaminan proyek yang dilakukan perusahaan, pihaknya juga terus berupaya meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik.
Tujuannya, lanjut dia, adalah untuk menekan risiko yang mungkin timbul dari potensi gagalnya proyek yang dijamin oleh PII. Atas hal tersebut, PT PII mendapatkan 3 penghargaan sebagai Juara 1 dari ASEANRisk Award 2019 untuk 3 kategori Public Risk, Public Initiative & Risk Educator.
Asean Risk Awards merupakan ajang penganugerahan yang diselenggarakan oleh Enterprise Risk Management Academy (ERMA) dari Singapura yang diikuti oleh perusahaan-perusahaan di ASEAN yang menerapkan manajemen risiko dengan berbagai ukuran bisnis, jenis industri, maupun negara asal, serta mempunyai semangat yang sama dalam meningkatkan model pengelolaan risiko yang terbaik.
Asean Risk Awards melibatkan para profesional dari berbagai negara yang memiliki latar belakang di bidang manajemen risiko, auditor, bisnis dan hubungan internasional sebagai juri Award.
"Kami berharap bahwa melalui penghargaan ini, dapat mendorong kami untuk lebih meningkatkan dan mendorong implementasi manajemen risiko utamanya baik internal dan khususnya di sisi publik lewat berbagai inisiatif," tutup Sutopo.
(dna/dna)