Garuda Kaji Ulang Mutasi hingga Tutup Rute Denpasar-London

Garuda Kaji Ulang Mutasi hingga Tutup Rute Denpasar-London

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Jumat, 13 Des 2019 06:38 WIB
Foto: Dikhy Sasra
Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akan mengkaji kebijakan ulang mutasi dan rotasi yang dianggap merugikan karyawan. Persoalan rotasi dan mutasi ini mencuat setelah para awak kabin Garuda yang tergabung dalam IKAGI (Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia) menyambangi Kementerian BUMN pada Senin (3/12/2019).

Sebelumnya pramugari Garuda Indonesia yang ikut pengurus IKAGI ke Kementerian BUMN bercerita mengalami nasib tak mengenakan di masa Ari Askhara menjabat direktur utama. Tak hanya kerja sampai 18 jam untuk penerbangan luar negeri pergi pulang (PP), pramugari bisa saja dimutasi dengan alasan yang tidak jelas.

Hal itu diungkapkan, Putri Adelia Pamela yang bertugas di Garuda Indonesia sejak tahun 2011. Wanita yang biasa disapa Adel ini mengaku sebelumnya ditempatkan di Jakarta, namun tanpa alasan yang jelas ia dipindah ke Makassar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebelumnya saya sebagai awak kabin yang memiliki home base saya dipindahkan dan dimutasikan ke Makassar tanpa menjalani prosedur atau peraturan jelas kepada saya," katanya di Kementerian BUMN Jakarta Pusat, kemarin (9/12/2019).

Lantas, bagaimana respons pejabat sementara direksi Garuda Indonesia merespons persoalan tersebut?

"Mutasi dan rotasi tidak memenuhi ketentuan kami tinjau ulang dan sesuaikan dengan perusahaan," ujar Pelaksana Harian Direktur Human Capital Garuda Indonesia Aryaperwira Adileksana di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2019).

Aryaperwira menambahkan maskapai pelat merah ini juga akan membuat talent pool. Kehadiran talent pool diharapkan bisa menunjang kompetensi karyawan Garuda Indonesia.

"Kami segera memikirkan membuat talent pool menunjang pengembangan kompetensi dan keahlian karyawan," tuturnya.

Garuda juga menutup sementara penerbangan rute Denpasar-Kualanamu-London. Langkah ini baru dilakukan kemarin.

"London sudah kita suspend," kata Pikri di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2019).

Pikri menambahkan penutupan rute tersebut dilakukan karena tidak menguntungkan. Bisa dibilang, rute ini tidak terlalu banyak penumpangnya.

"Kita melihat profitabilitas dan sebagainya," ujarnya.

Dikonfirmasi lebih lanjut, Pikri mengatakan bahwa, rute penerbangan Jakarta-London sudah lama ditutup. Pikri tak menjawab gamblang alasannya.

"Jakarta memang sudah lama kita tutup," tuturnya.

Maskapai juga meninjau rute penerbangan ke Eropa. Maskapai pelat merah tersebut menilai penerbangan ke Eropa bukan menjadi prioritas.

"Saya kira tidak terlalu urgent terbang ke Eropa, buat perusahaan lebih sehat," katanya.



Simak Video "Video: Mengulik Kecanggihan Fitur Find My yang Dipakai Penumpang Garuda Lacak iPhone"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads