"Kalau bapak ibu lihat sekarang European Union ke WTO. Tapi saya bilang sama mereka, kami ekspor 98% ke China kok, wong China (saja) kami tutup nggak marah," kata Luhut dalam acara memperingati Hari Wawasan Nusantara Indonesia di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2019).
Luhut menegaskan, ketika pemerintah membatasi ekspor nikel, China tidak marah tapi justru mulai berinvestasi di Indonesia. Oleh karena itu dirinya heran mengapa Uni Eropa yang cuma 2% dari total ekspor Indonesia menuntut Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia (China) balik investasi ke Indonesia. Kok kalian (Uni Eropa) hanya 2% kami ekspor mau nuntut kami," sebutnya.
Ternyata setelah dicari tahu, Uni Eropa berencana membangun industri lithium battery karena prospeknya bagus. Sementara sumber dayanya ada di Indonesia.
"Saya cari-cari akhirnya saya lihat mereka dengan Austria itu segera ingin membuat lithium battery karena melihat prospek tadi. Dan membuat lithium battery, resources-nya Indonesia," ujarnya.
Baca juga: Larang Ekspor Nikel, Luhut: 98% ke China |
Uni Eropa memiliki kebutuhan untuk mengembangkan lithium battery. Pasalnya, kata Luhut negara-negara di sana sepakat untuk mengurangi emisi menjadi 30% di 2045. Caranya dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik.
"Apa artinya? mereka pakai electric car. Kalau pakai electric car mereka akan lari ke lithium battery," tambahnya.
(toy/zlf)