Kisah Pahit Garuda, Terbelit Harley Ilegal hingga Dituding Ada Germo

Berita Terpopuler Sepekan

Kisah Pahit Garuda, Terbelit Harley Ilegal hingga Dituding Ada Germo

Tim detikFinance - detikFinance
Sabtu, 14 Des 2019 11:00 WIB
Pesawat Garuda Indonesia/Foto: Dok. Airbus
Jakarta - Berita terpopuler pekan ini masih seputar musibah silih berganti yang menimpa PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Mulai dari penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton lewat pesawat Airbus A330 900 NEO yang baru dipesan dari Toulouse, Prancis.

Kemudian berlanjut ke pemecatan 4 direksi Garuda Indonesia lantaran terlibat dalam penyelundupan itu. Mereka adalah I Gusti Ngurah Askhara Ari Askhara (eks Direktur Utama Garuda), Iwan Joeniarto (eks Direktur Teknik dan Layanan Garuda), Mohammad Iqbal (eks Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha), dan Heri Akhyar (eks Direktur Capital Human).

Terakhir, mencuat dan viral di media sosial tudingan germo di Garuda Indonesia. Peristiwan ini mencuat setelah Vice President (VP) Awak Kabin PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Roni Eka Mirsa mengadu ke polisi. Pejabat Garuda ini melaporkan akun @digeeembok karena menyebut dirinya germo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut polisi pelapor merasa nama baiknya dicemarkan akun tersebut. Pengaduan itu disampaikan Kasat Reskrim Polres Bandara Soekarno-Hatta AKP Alexander Yurikho.
Laporan itu disebut Alex dibuat dengan pasal pencemaran nama baik. "Terkait merasa dicemarkan nama baiknya pelapor," jelas Alex kepada detikcom di Jakarta Rabu (11/12/2019).

Saking hebohnya tudingan germo di Garuda Indonesia, Menteri BUMN Erick Thohir hingga Presiden Joko Widodo ikut menanggapi hal itu. Pengin tahu berita selengkapnya tentang musibah yang menimpa Garuda Indonesia? Langsung klik ke halaman berikutnya

Kronologi Harley Davidson dan Sepeda Brompton Selundupan

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa AA yang merupakan direksi Garuda memberikan instruksi untuk mencari motor klasik Harley Davidson ini sejak 2018.

Motor Harley berjenis Shovelhead ini kemudian dibeli pada April 2019.

"Motor tahun 70-an. Pembelian dilakukan pada bulan April 2019. Proses transfer dilakukan di Jakarta ke rekening pribadi finance manager Garuda Indonesia di Amsterdam. Saudara IJ membantu mengurus proses pengiriman dan lain-lain," terang Erick di kantor Kemenkeu, Kamis (5/12/2019).

Selanjutnya Pesawat Airbus A330-900 yang dipesan oleh Garuda bertolak dari Toulouse, Prancis dengan 22 penumpang yang terdiri dari direksi Garuda dan tamu-tamu kehormatan, sekaligus mengangkut Harley dan sepeda Brompton itu.

Pada 17 November 2019 pesawat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Indonesia pada siang hari. Setibanya di bandara, pesawat langsung dibawa ke kawasan GMF. Pesawat tersebut dinyatakan nihil kargo. Namun, ketika petugas Bea dan Cukai memeriksa lambung pesawat, ditemukan 18 kardus.

Dari 18 kardus tersebut, 15 di antaranya berisikan onderdil Harley bekas dengan claim tag berinisial SAW. Lalu, 3 kardus lainnya berisikan dua unit sepeda Brompton baru dalam keadaan terlipat, dan juga aksesorisnya.

Pada 2 Desember 2019 Kabar masuknya Harley dan sepeda Brompton ilegal tersebut mulai tercium awak media. Namun, pihak Garuda belum juga memberi tanggapan hari itu. Manajemen Garuda buka suara. Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan, seperti pesawat baru lainnya, kedatangan pesawat telah dilaporkan ke otoritas termasuk Bea dan Cukai.

"Sebelum pesawat itu tiba, kita kan sudah memberitahukan akan tentang ada kedatangan pesawat seperti biasa, sesuai prosedur, akan ada datang pesawat baru kita yang kita jemput dari Toulouse. Nah akan tiba 17 November, kita sudah memberitahu ke otoritas termasuk Bea Cukai," katanya kepada detikcom, Selasa (3/12/2019).

Ia mengatakan, pesawat itu mengangkut penumpang khusus untuk serah terima pesawat. Lanjutnya, seperti penerbangan internasional lainnya, penumpang mengungkap (declare) barang bawaannya. Menurutnya, onderdil yang dibawa oleh karyawan Garuda yang onboard dalam pesawat tersebut juga telah melalui proses kepabeanan di Delivery Center Airbus di Toulouse, Prancis.

Pada 4 Desember 2019 pukul 23:08 WIB, warganet di Twitter dengan nama akun @divapijar72 mengunggah dokumen manifest pesawat Garuda tersebut.

"Pax manivest tim penjemput Airbus A330-900 di Toulouse. Tidak dicatat dalam manivest penumpang umum tapi pakai manivest crew. Artinya mereka tidak pakai tiket & tidak bayar tax. Mereka adalah istri-istri direksi dan kolega-kolega dirut GA," tulis akun tersebut sambil menyertakan gambar daftar manifes tersebut.

Ada 21 penumpang yang tercatat dalam manifest tersebut. Pesawat berangkat dari Toulouse, Prancis.

Pada 5 Desember 2019 Kasubdit Humas Bea Cukai Deni Surjantoro membeberkan inisial pemilik Harley Davidson dan sepeda Brompton ilegal tersebut. Barang-barang yang diangkut pesawat Garuda tersebut dimiliki oleh penumpang berinisial SAW dan LS.

sore harinya, tepatnya pukul 15.30 WIB, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Erick Thohir menyampaikan sebagian hasil penyelidikan pemerintah atas kasus itu.

Sri Mulyani membeberkan bahwa harga motor Harley sekitar Rp 800 juta, dan sepeda Brompton Rp 50-60 juta per unit. Adapun kerugian negara mencapai Rp 532 juta - 1,5 miliar. Menurut Sri Mulyani, inisial SAW yang terpasang dalam 'laim tag bukanlah pemilik asli dari Harley itu. SAW diduga hanya 'pasang badan' untuk AA.

"Nampaknya yang bersangkutan SAS (SAW) pasang badan," ujar Sri Mulyani.

Melanjutkan keterangan Sri Mulyani, Erick Thohir dengan tegas menyatakan akan mencopot Direktur Utama Garuda berinisial AA, atau I Gusti Ngurah Askhara atau bisa disapa Ari Askhara.

4 Direksi Garuda Indonesia dipecat. Klik halaman berikutnya:

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menggelar pertemuan dengan Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Usai pertemuan tersebut, Erick secara resmi memberhentikan sementara seluruh jajaran direksi yang terlibat dalam kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton di pesawat Airbus A330-900 Neo.

Hal tersebut disampaikan oleh Komisaris Utama (Komut) Sahala Lumban Gaol berdasarkan keputusan rapat antara Erick dengan Dewan Komisaris Garuda pagi ini.

"Pada hari ini tanggal 7 Desember telah dilaksanakan pertemuan dengan Menteri BUMN dengan Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia. Dan menyepakati hal sebagai berikut, pertama akan memberhentikan sementara waktu semua anggota direksi yang terindikasi terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kasus dugaan penyelundupan Harley dan Brompton dalam penerbangan seri flight GA 9721 tipe Airbus A330-900 Neo yang datang dari pabrik Airbus di Prancis pada tanggal 17 November 2019 di Soekarno Hatta, Cengkareng sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata Sahala di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Sabtu (7/12/2019).

Direksi yang dipecat adalah I Gusti Ngurah Askhara Ari Askhara (eks Direktur Utama Garuda), Iwan Joeniarto (eks Direktur Teknik dan Layanan Garuda), Mohammad Iqbal (eks Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha), dan Heri Akhyar (eks Direktur Capital Human).

Setelah heboh Harley Davidson dan sepeda Brompton selundupan hingga berujung 4 direksi dipecat, muncul tudingan ada germo di Garuda Indonesia. Langsung klik halaman berikutnya
Geger tudingan germo di Garuda Indonesia muncul setelah Vice President (VP) Awak Kabin PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Roni Eka Mirsa mengadu ke polisi. Pejabat Garuda ini melaporkan akun @digeeembok karena menyebut dirinya germo.

Menurut polisi pelapor merasa nama baiknya dicemarkan akun tersebut. Pengaduan itu disampaikan Kasat Reskrim Polres Bandara Soekarno-Hatta AKP Alexander Yurikho.

Laporan itu disebut Alex dibuat dengan pasal pencemaran nama baik.

"Terkait merasa dicemarkan nama baiknya pelapor," jelas Alex kepada detikcom Rabu (11/12/2019)

Akun @digeeembok diketahui menyebut Roni Eka sebagai germo. Selain Roni Eka, akun itu menyeret nama-nama bos Garuda lain dalam cuitannya.

"Gerombolan Ari Akshara, Heri Akhyar dan Roni Eka Mirsa adalah TRIO LENDIR. Roni Eka Mirsa aka 'PROVIDER' paham banget manfaatin celah Pramugari untum jadi santapan direktur atau setoran ke Pejabat," tulis akun @digeeembok.

"Germo Jahat bernama: Roni Eka Mirsa," tulis @digeeembok di cuitan lainnya.

Kasus ini menyedot perhatian publik. Bahkan Menteri BUMN Erick Thohir dan Presiden Joko Widodo ikut buka suara menanggapi tudingan germo di Garuda Indonesia.

Erick mengatakan masalah tersebut bukan domain Kementerian BUMN. Dirinya mengatakan itu menjadi wewenang aparat hukum.

"Gini lah, kalau soal amoral seperti itu kan pasti nanti prosesnya bukan di saya. Tapi itu nanti mungkin hukum yang lain ya, itu mungkin di kepolisian. Kalau saya kan lebih korporasi," kata dia ditemui di Kompleks Istana, Jakarta Pusat, Rabu (11/12/2019).

Sedangkan Jokowi menilai masalah dugaan eksploitasi pada pramugari Garuda Indonesia bukan lagi urusan BUMN melainkan pihak Kepolisian.

Hal itu diungkapkan disela-sela meninjau pembangunan proyek lintas rel terpadu (LRT) Jabodebek, Kamis (12/12/2019).

"Itu bukan urusan BUMN lagi. Itu urusan polisi," kata Jokowi.


Simak Video "Video: Mengulik Kecanggihan Fitur Find My yang Dipakai Penumpang Garuda Lacak iPhone"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads