Dari angka itu impor barang modal terbilang cukup tinggi yakni mencapai US$ 2,5 miliar. Angka itu naik 2,58% dari bulan sebulan dan turun 3,55% dari November 2018. Dari impor barang modal itu salah salah satu yang paling besar adalah laptop termasuk notebook yang berasal dari China.
"Notebook dari China dan beberapa transporter dan radio equipment dari AS. Itu contoh beberapa barang modal," kata Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Senin (16/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dilihat secara keseluruhan impor laptop pada November 2019 tercatat US$ 123,2 juta atau naik 53% dibandingkan Oktober 2019 yang tercatat US$ 80,4 juta.
Sementara jika diperhatikan peningkatannya di November 2019 paling besar terjadi di sektor buah-buah yang naik 48,8% jika dibandingkan Oktober 2019. Bahkan jika dibandingkan dengan November 2018 nilainya naik 109,47%.
"Beberapa barang jenis konsumsi yang naik di November antara lain buah-buahan seperti apel dan jeruk mandarin dari China. Itu yang menyebabkan barang konsumsi mengalami kenaikan," tambahnya.
Menurut data BPS angka impor apel di November 2019 mencapai US$ 56,16 juta. Angka itu naik 120,98% jika dibandingkan impor apel di Oktober US$ 25,41 juta.
Untuk produk jeruk mandarin impor di November mencapai US$ 12,8 juta. Angka itu naik 190% jika dibandingkan posisi Oktober 2019 sebesar US$ 4,4 juta
Total nilai impor dari China mencapai US$ 4,2 miliar. Sementara negara kedua yang menjadi sumber barang impor RI adalah Jepang sebesar US$ 1,23 miliar.
"Berdasarkan negara impor, dari Tiongkok juga mengalami peningkatan paling tinggi yakni US$ 226,9 juta," ujarnya.
(das/eds)