Jakarta - Ratusan perusahaan telah mencatatkan sahamnya di pasar modal. Mereka merelakan sahamnya diperdagangkan demi mendapatkan modal untuk mengembangkan bisnisnya.
Namun Wakil Presiden
Ma'ruf Amin menilai pasar modal saat ini belum memberikan ruang bagi pelaku UMKM. Padahal pelaku UMKM juga butuh modal untuk mengembangkan usahanya.
Hal itu diutarakannya langsung saat menghadiri undangan HUT Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) ke-31. Dalam acara itu hadir pula petinggi Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di halaman selanjutnya Ma'ruf Amin sindir BEI
Ma'ruf Amin menyinggung PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dianggap belum memberikan kesempatan kepada UMKM untuk mencari modal di pasar saham. Padahal jumlah UMKM begitu besar.
"Dunia usaha di Indonesia masih didominasi sektor UMKM. Jumlahnya 59 juta dan jumlah itu masih terus bertambah. Namun demikian mayoritas UMKM tersebut masih belum tersentuh dunia pasar modal atau tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI)," tuturnya.
Ma'ruf menilai dengan UMKM yang mampu menawarkan sahamnya kepada publik akan memperoleh keuntungan yang dapat menjadi tambahan modal bagi usahanya.
"Untuk itu, diharapkan kepada seluruh anggota AEI dapat bekerja sama atau ber-partnership dengan UMKM, sehingga di masa yang akan datang akan semakin banyak jumlah UMKM naik kelas dan bahkan mampu berkancah di pasar modal," tambahnya.
Namun sebenarnya BEI sudah menyediakan akses bagi UMKM dan perusahaan rintisan yang ingin mencari dana di pasar modal. BEI telah meluncurkan papan akselerasi yang bisa dimanfaatkan oleh UMKM dan bahkan perusahaan start up yang belum memperoleh kentungan
OJK juga kena kritik?
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui tahun ini dibanjiri kritik. Salah satunya terkait pasar modal.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Hoesen mengakui sering dikritik bahwa pasar modal tidak bisa diakses oleh pengusaha kecil. Sehingga muncul pandangan bahwa pasar modal hanya untuk perusahaan besar.
"Kami selalu dikritik pasar modal hanya untuk pengusaha-pengusaha besar," ujarnya acara Perayaan HUT AEI di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (17/12/2019).
Namun Hoesen menekankan bahwa OJK sudah menyiapkan tempat bagi perusahaan kecil untuk menarik dana untuk modal, yakni equity crowd funding. Hingga saat ini sudah ada 2 perusahaan kecil yang diproses dan masih ada 12 pengajuan lagi.
"Sehingga pengusaha kecil mikro bisa masuk equity crowd funding," tambahnya.
OJK mencatat hingga 13 Desember 2019 jumlah perusahaan yang sahamnya tercatat di pasar modal sebanyak 746 emiten. Dalam 3 rahun terakhir jumlah emiten bertambah 51 emiten baru.
"Dengan capaian lebih Rp 13 triliun dan masih terdapat 40 emiten lagi yang di pipeline dalam proses IPO. Penawaran perkiraan hampir Rp 15 triliun nanti," tutupnya.
Simak Video "OJK Ajak Media Massa Jadi Duta Literasi Keuangan Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]