Meski begitu patut diketahui, Garuda Tauberes yang merupakan perusahaan rintisan fasilitator logistik rupanya berumur sangat muda. Perusahaan ini baru diluncurkan pada September 2019 lalu alias belum genap 4 bulan.
"Tauberes kan baru, baru dilaunching September, kita baru gerak November akhir 2019. Kita itu baru banget, bisnis proses baru, bisnis model baru, nggak diketahui banyak orang dikiranya kurir," kata Direktur Teknologi Garuda Tauberes Indonesia, Gisneo Pratala kepada detikcom, Selasa (17/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanjutnya, bisnis Garuda Tauberes sejalan dengan induknya Garuda Indonesia, khususnya untuk layanan kargo.
"Jadi orang itu salah persepsi, ngapain bikin Tauberes udah ada JNE, Pos Indonesia. Padahal Pos Indonesia masuk Tauberes, JNE ke Tauberes. Kita bikin semuanya simpel, nggak berat dibiaya," ujarnya.
"Apakah inline Garuda? Kami bilang inline, karena kapasitas kargo, keterisian kargo, kita kerja sama banyak kurir, pengiriman barang, forwarder," tambahnya.
Dia bilang, aset perusahaan terhitung kecil yakni kurang dari Rp 2 miliar. Menurutnya, itu merupakan karakter dari perusahaan rintisan teknologi.
"Secara pendirian pun asetnya sedikit, kurang dari Rp 2 miliar, karena memang semangat kita ini bagaimana caranya membuat startup berbasis teknologi, kita nggak mengedepankan aset," jelasnya.
(zlf/zlf)