Ketua DPC (Dewan Pimpinan Cabang) HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Kabupaten Sukabumi Dede Ola mengaku pihaknya setuju dengan rencana tersebut. Namun ia meminta pihak kementerian memberlakukan regulasi dan aturan yang jelas soal rencana melegalkan benih lobster atau yang biasa disebut benur tersebut.
"Bukan berarti dijaga kelestarian tapi tidak menimbulkan kesejahteraan dan ketika kita mengeksploitasi yang mengarah kepada kesejahteraan bukan berarti juga harus merusak kelestarian. Harus jelas regulasinya, aturannya, lempar wacana siapa saja bisa lalu bagaimana dengan menjaga populasinya," kata Dede didampingi Sekretaris HNSI, Ujang SB kepada detikcom, Rabu (18/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dede menyebut pihaknya setuju dengan rencana itu, namun dengan beberapa syarat dan catatan. Karena kalaupun ekspor dibuka untuk benur namun minim strategi maka populasi hewan tersebut malah akan rusak.
"Sebenarnya kami sering memberikan masukan ke pihak Dirjen di KKP, misalkan untuk penangkapan benur ada lahan ada legon atau zona khusus lobster bertelur yang nantinya dipakai untuk menjaga populasi atau kelestarian benur. Tinggal dibuat aturannya saja pengawasan perikanan banyak, aparatur negara banyak jangan sekedar ketika dilarang banyak yang jadi tersangka gara-gara soal ini," ungkap dia.
HNSI memberikan catatan mulai dari pembatasan ekspor, pembudidayaan, restocking hingga menebar indukan lobster untuk menjaga populasi. "Ekspor dibatasi, budidaya dijalankan, restocking di jalankan, tebar juga bukan tebar benih tapi tebar induk, zonasi ditentukan mana yang memang habitatnya cocok untuk lobster," jelasnya
Ia menilai Benur adalah potensi besar yang diberikan tuhan untuk bangsa ini. Bukan sekedar untuk nelayan tapi juga negara, menurut Dede selama pengelolaannya baik maka potensi ini bisa dikembangkan.
"Bangsa ini punya potensi ini loh, menghasilkan. Khusus benih lobster kita jaga populasinya. Orang Indonesia harus jeli dengan yang dibutuhkan oleh negara lain, benih lobster itu anugerah tuhan, potensi alam yang harus di tata kelola dengan baik seperti saya bilang lestari untuk sejahtera dan sejahtera tetap lestari," tandasnya.
(dna/dna)