Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan, pihak asing sangat tergiur dengan perolehan NIM di Indonesia. "NIM jadi salah satu potensi yang akan mereka manfaatkan apalagi mereka punya cost of fund yang rendah," kata Piter saat dihubungi detikcom, Rabu (18/12/2019).
Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) net interest margin (NIM) atau margin bunga bersih per September 2019 tercatat 4,9%. Atau Rp 366,31 triliun dari rata-rata aset produktif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Piter menjelaskan industri perbankan nasional saat ini cukup unik. Yakni tidak efisien namun menguntungkan. Utamanya untuk bank-bank yang memiliki cost of fund yang rendah, industri perbankan Indonesia menawarkan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi.
"Dengan pertimbangan itu maka bagi bank-bank asing industri perbankan kita sangat menarik. Dengan memanfaatkan sumber pendanaan dari induknya yang memiliki cost of fund yang rendah mereka bisa mencari keuntungan yang besar di sini," jelas dia.
Menurut Piter, kehadiran bank-bank asing di industri nasional sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Karena justru dengan kehadiran dan persaingan dengan bank-bank asing.
Bank-bank nasional bisa terpacu untuk berkinerja lebih baik. "Persaingan dengan bank asing adalah sebuah keniscayaan jadi tidak perlu ditakuti dan tidak perlu juga diregulasi," jelas dia.
(kil/zlf)