Bursa AS Tak Peduli soal Pemakzulan Trump

Bursa AS Tak Peduli soal Pemakzulan Trump

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 19 Des 2019 11:19 WIB
Foto: AP Photo
Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) sedang melakukan pemungutan suara terkait pemakzulan Presiden Donald Trump pada Rabu (18/12) malam waktu setempat. Meski kabar pemakzulan Trump ramai, bursa saham AS tampaknya tak peduli.

Melansir dari Forbes pada Kamis (19/12/2019), kondisi pasar saham AS sebagian besar cenderung datar dengan sedikit pergerakan ke atas atau ke bawah. Sejauh ini pasar saham AS sebagian besar tidak terpengaruh oleh berita proses impeachment alias pemakzulan. Di mana bursa S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average keduanya naik 0,1% pada hari itu.

Hal ini menunjukkan bahwa pemakzulan Trump tidak mempengaruhi apa pun terhadap kondisi ekonomi AS secara luas. Kepala investasi untuk Commonwealth Financial Network, Brad McMillan, menjelaskan bahwa pemakzulan tidak mungkin memiliki pengaruh terhadap kondisi ekonomi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Dari sudut pandang ekonomi, pemakzulan sama sekali tidak penting, dan itu tidak mungkin (berpengaruh)," kata Brad McMillan.

"Investor melihat fundamental - pertumbuhan ekonomi, pendapatan, biaya tenaga kerja dan sebagainya - dan tidak ada faktor-faktor ini yang dipengaruhi oleh pemakzulan," jelasnya lagi.

Meskipun Trump sempat berkata kalau ekonomi dan pasar saham akan 'hancur' bila dia dimakzulkan, berdasarkan catatan sejarah AS, kondisi ekonomi dan pasar saham AS akan tetap baik-baik saja meskipun Trump benar-benar dimakzulkan. Trump bukanlah presiden pertama yang terkena pemakzulan, sebelumnya ada mantan presiden Richard Nixon dan Bill Clinton.



Menurut Brad McMillan, pemakzulan hanya akan berpengaruh terhadap ekonomi bila proses pemakzulan tersebut berlangsung berlarut-larut dan menciptakan kekacauan politik, di mana hal ini dapat menurunkan kepercayaan investor terhadap ekonomi dan pasar.

"Jika (terjadi) disfungsi politik dan risiko ini tidak terbatas pada pemakzulan, (hal ini dapat) mengguncang kepercayaan diri, itu bisa berdampak pada gambaran ekonomi yang lebih besar," ujar Brad Mcmillan.


(zlf/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads