Sleman - Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo terus mengkaji rencana ekspor benih dan lobster. Menurut Edhy, kemungkinan besar rencana ekspor itu akan tetap berjalan.
"Kalau pun ribut di masyarakat silakan saja ribut, wong nggak ngerti materinya, nggak ngerti urusannya kok tiba-tiba ngomong," ujarnya saat memberi sambutan saat membuka Rapat Kerja Teknis Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) di Hotel Grand Keisha, Jalan Affandi, Gejayan, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Kamis (19/12/2019).
"Yang dibahas tentang ekspor aja, bukan ekspor tujuan akhir kita, ini (ekspor) salah satu saja. (Karena ada) masalah lain, ini ada izin, aturan Menteri yang menghambat, itu pun tidak langsung saya setop, tidak saya buka (ekspor lobster), saya minta (masukan) ahlinya dulu, (seperti dari) akademisi dan ilmuwan," sambung Edhy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pengkajian itu ia lakukan karena melihat ekspor lobster mampu meningkatkan devisa negara. Namun, ia melihat peraturan terdahulu terkesan menghambat upaya untuk menambah devisa negara dari sektor perikanan.
"Ada lobster nggak boleh diekspor, dibudidaya pun tidak boleh, terus mau gimana? Di Permen (Peraturan Menteri Nomor 56 Tahun 2016 tentang Larangan Penangkapan dan atau Pengeluaran Lobster, Kepiting, dan Rajungan dari Indonesia) itu nggak boleh lho, cuma taruhnya di alam," ujarnya.
"Padahal kalau dia (benih lobster) hidup di alam tidak lebih dari 1 persen, bapak ibu sekalian," imbuh Edhy.
Karena itu, Edhy menyebut ekspor benih lobster ke depannya perlu dilakukan. Mengingat saat ini belum banyak yang bisa mengembangbiakkan benih lobster. Namun, jika sudah banyak orang yang mengembangbiakkan lobster maka tidak menutup kemungkinan ekspor untuk menambah devisa negara.
"Kenapa muncul ekspor (benih lobster)? Ekspor ini adalah salah satu wacana, kalau memang tidak ada yang siap mengembangkan (benih lobster) kita buka dulu," katanya.
Selain itu, Edhy menyebut saat ini masih banyak upaya penyelundupan benih lobster.
"Toh, penyelundupan terjadi di mana-mana, saya jadi Menteri sepekan saja sudah ada 2 penyelundupan (benih lobster), satu (penyelundupan senilai) Rp 38 miliar dan satunya Rp 8 miliar, dan ini terus berlangsung," ucapnya.
Menteri Edh menyebut ekspor benih lobster bermanfaat untuk masyarakat. Langsung klik halaman berikutnya
Berkaca dari hal tersebut, Edhy menilai tidak ada yang salah dengan bekspor lobster karena di sisi lain, ekspor lobster dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya para nelayan.
"Coba karantina, yang di tempat-tempat itu pasti juga mengalami bagaimana sulitnya menjaga ini, ya lepas saja. Lho, kalau mau itung-itungan bisnis, anggap saja 1000 benih lobster kita lepas di alam yang hidup 10, karena yang 1 persen, itu sudah tertinggi," ucapnya.
"Kalau kita ekspor 1000 (benih lobster) harganya Rp 100 ribu (per benih), yang ini 5 juta yang yang tumbuh cuma 10 ekor, Rp 50 juta, yang ini Rp 100 juta, ya masih banyak yang 100 juta. Tapi bukan ini yang kita kejar," imbuh Edhy.
Menurut Edhy, hal yang dikejar pihaknya adalah manfaat lain dari ekspor lobster, yakni memicu masyarakat untuk menambah populasi lobster melalui pengembangbiakan.
"Saya mau lebih manfaat yang lain, menambah," katanya.
Edhy menambahkan, bahwa selain lobster masih banyak masalah lain yang dihadapi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Seperti halnya banyak pengusaha dan pedagang kepiting serta kerapu yang gulung tikar.
"Tidak hanya lobster masalah kita, belum rajungan. Masalah lain (seperti) kepiting, ada pedagang dan pengusaha kepiting yang gulung tikar, belum kerapu, yang saat ini sudah gulung tikar, ini mau diapain?," ujar Edhy.
Karena itu, ia akan membuat sebuah kebijakan yang dapat menyelesaikan masalah tersebut.
"Hanya dengan 1 keputusan Menteri ini selesai semua, kenapa saya nggak mengambil keputusan itu? Kok saya hanya takut dengan media sosial yang nyerang saya, jangankan menyerang saya, menembak kepala saya pun, saya akan ambil keputusan untuk rakyat saya," katanya.
"Jadi tidak usah uji keberanian saya menghadapi ini," imbuh Edhy.