"Nanti kita menunggu PP yang bisa membuat peran BUMN sebagai kementerian lebih besar yaitu dengan merger ya kan atau likuidasi supaya kita bisa lebih efisien," katanya di Jakarta Theater, Jakarta Pusat, Minggu malam (22/12/2019).
Soal likuidasi, Erick mencontohkan PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas. Dia menuturkan, tak segan menutup perusahaan yang kondisinya hidup segan mati tak mau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya nggak, itu nggak sehat lah ngapain kita membohongi diri sendiri kepada sesuatu yang memang bukan ahlinya. Bahkan itu hanya kamuflase perusahaannya tidak ada pegawainya juga, tidak gajian, buat apa, kita lebih kejam loh," sambungnya.
Erick menambahkan, pemimpin baik ialah pemimpin yang bisa membuat keputusan tepat. Termasuk, menutup perusahaan yang tidak jelas bentuknya.
"Pemimpin yang tidak bagus terutama pemimpin yang tidak bisa membuat keputusan. Pemimpin terbaik yang bisa membuat keputusan tepat. Termasuk tadi, perusahaan-perusahaan BUMN yang sudah tidak jelas bentuknya, pegawai sudah tidak gajian, itu sama aja kejam loh. Apa kita mau menjadi pemimpin seperti itu, kan nggak mau," tutupnya.
(ara/ara)