Hal tersebut ia sampaikan ketika kunjungan kerja ke Lombok, di hadapan para pembudi daya lobster Teluk Jukung. Ia menuturkan, pihaknya akan mengatur mekanisme budi daya benih lobster yang baik untuk lingkungan.
"Jadi kalau memang bapak ibu mau membudi daya kita kasih jalan. Kalau perlu yang 11 juta di budi daya saja, dibesarkan sendiri. Nah sekarang ke depannya harus diatur, dengan cara yang seperti ini kalau dibiarkan massive ini banyak penyakit yang muncul. Jadi ke depan mau diatur untuk yang lebih baik," kata Edhy di Lombok Timur, Kamis (26/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan kerja sama dengan ACIAR, research center-nya Australia, kita akan tetap lanjutkan. Ini penting untuk belajar. Jadi dari negara mana saja kita harus belajar bagaimana melakukan budi daya lobster ini. Karena ini merupakan komoditas utama di dunia, sangat dicari," kata Edhy di Lombok Timur, Kamis (26/11/2019).
Edhy mengatakan, kerja sama ini sebelumnya sudah pernah dilakukan, namun sempat terputus. Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memang pernah menjalin kerja sama pembudidayaan benih lobster sejak tahun 2008-2013.
"Ini sebenarnya kita sudah lama kerja sama, cuma sempat dihentikan. Saya nggak tahu alasannya apa. Yang jelas, karena ini bagus, ada ahli kita juga yang belajar dari sana. Sudah ada (perjanjian kerja samanya), tinggal diperpanjang, tinggal dihidupkan saja," papar dia.
Edhy mengungkapkan, Australia merupakan negara yang sukses membudidayakan benih lobster dan tak hanya pembesaran, namun juga pada pembenihan kembali.
"Di Tazmania sudah ada budi daya lobster, sampai dia jadi benih," imbuh dia.
Edhy pun mengungkapkan bahwa KKP telah mengirim tim riset ke Australia untuk belajar dengan ACIAR.
Selain itu, Edhy juga menyoroti Vietnam yang jauh lebih cepat dalam proses pembudidayaan lobster. Sehingga, RI tak boleh kalah.
"Vietnam itu juga sama belajar sama seperti kita, dia masih terus. Dan sekarang dia sudah lebih maju dalam budi daya lobster. Kita harus juga lebih banyak. Dan saya yakin, tanpa diajari rakyat kita juga sudah bisa, tinggal kita latih secara aturan, etika lingkungannya, dari AMDAL-nya, limbahnya supaya lebih baik," kata Edhy.
(eds/eds)