Wanita cantik 25 tahun ini bercerita, membangun bisnis kerajinan bunga kering dengan nama Bloomster sekitar April 2018. Ia mengaku, awal mula terjun ke dunia bisnis karena punya hobi membuat kerajinan, termasuk kerajinan bunga kering.
Awalnya, ia bergelut di bisnis ini dengan menjual karangan bunga kering (bouquet). Bunga-bunga itu ia datangkan dari pemasok untuk kemudian ia rangkai.
Sebagai tahap awal, dia bilang, karangan bunga itu ia jual di acara wisuda tempat kuliahnya dulu, Institut Teknologi Bandung (ITB).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meyakini punya prospek yang cerah, Ninis pun menawarkan kerajinan tangannya ke teman-teman dekatnya. Perlahan, bisnisnya pun mulai memikat pelanggan.
Namun begitu, upaya Ninis membangun bisnis bukan tanpa tantangan. Sebenarnya, di masa awal ia belum bisa fokus terjun bisnis. Lantaran, Ninis harus membagi pikiran dan tenaganya karena masih bekerja di sebuah perusahaan.
![]() |
"Awal 2019 masih belum fokus banget, setelah saya resign, terus nikah akhirnya saya fokus jualan online," ujarnya.
Perlahan tapi pasti, Ninis pun mengembangkan produk yang ia jual. Tidak hanya bouquet, namun ia juga membuat hiasan bunga kering yang dibingkai. Lalu, ia juga melayani hiasan bunga untuk seserahan dan mahar.
Ninis bilang, awal mula membangun usaha hanya bisa menjual sekitar 10 item per bulannya. Saat ini, ia bisa menjual hingga 25 item.
![]() |
"Kalau untuk penghasilan kotor, Rp 4-6 juta ada, omzet," ujarnya.
Produk Ninis sendiri bisa dipesan melalui Instagram @bloomster.id. Ninis bilang, kendati masih baru, produk bunga keringnya sempat dipesan dari Malaysia.
"Malaysia pernah, dari Aceh sampai waktu itu terakhir Jayapura. Pengiriman luar negeri baru Malaysia doang," tutupnya.
(dna/dna)