Jakarta - Banyak orang menggunakan momentum tahun baru untuk memulai hal-hal yang baru atau bahkan membuat rencana (plan) baru. Pernah dengar/lihat kata-kata ini?
"Tahun 2020 aku akan melakukan semua rencana-rencana dan niat yang belum aku lakukan di tahun 2019 ini, yang seharusnya sudah aku selesaikan di tahun 2018, yang sudah diniatkan dan dibuat rencananya di tahun 2017. Sounds familiar?
Yes, banyak dari kita yang hobinya menunda, orang bule nyebutnya dengan istilah procrastinating. Sebagai contoh, saat ini sudah tahun mau memasuki (atau bahkan mungkin sudah) tahun baru dan anda belum membuat resolusi atau rencana untuk tahun 2020 ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anda mungkin berpikir, ah menunda sebulan tidak apa-apa, toh masih bisa dikejar. You know what? Sebelum anda sadar tundaan anda yang sudah sebulan itu akan mundur kebulan kedua.
Lalu tiba-tiba sudah masuk bulan Ramadan dan kemudian perayaan Idul Fitri. Tanpa disadari kemudian anda masuk libur sekolah pertengahan tahun, padahal rencana 2020 masih belum tersusun. Dan seterusnya sampai ketemu akhir tahun 2020.
Bagi anda yang bekerja di perusahaan, akhir tahun antara bulan Oktober sampai Desember biasanya disibukkan dengan rapat-rapat penyusunan anggaran perusahaan untuk tahun depan. Nah, anda seharusnya sudah terbiasa membuat anggaran ini.
Kalau anda sudah jago membuat perencanaan dan anggaran untuk perusahaan anda tahun depan, lalu kenapa anda selalu tidak bisa atau menunda pembuatan anggaran untuk diri anda dan keluarga. Padahal hal tersebut sama pentingnya lho.
Mari kita simak, hal keuangan apa saja (langsung dan tidak langsung) yang selalu ditunda oleh banyak orang sampai tiba-tiba anda akan merasa semua sudah 'terlambat'.
Pertama, Dana Darurat Banyak orang menunda-nunda membuat dana darurat dengan berbagai macam alasan. Dan anda baru merasakan membutuhkan dana darurat tersebut ketika justru kondisi daruratnya datang (terjadi). Lho?
Esensi dari dana darurat kan justru persiapan kalo terjadi apa-apa atau kondisi darurat. Dan begitu kondisi darurat terjadi yang ada justru hanya penyesalan, kenapa dulu saya tidak mempersiapkannya dengan baik.
Kedua adalah Asuransi Sama halnya seperti dana darurat, banyak orang lalai membeli atau mempersiapkan asuransi sampai tiba-tiba musibah tersebut terjadi. Asuransi utama yang harus dimiliki keluarga dan kepala keluarga adalah asuransi kesehatan dan asuransi jiwa.
Andapun belum akan merasakan manfaat asuransi bila musibah belum datang. Meskipun kita tidak mengharapkan terjadi musibah, akan tetapi apabila terjadi maka akan lebih tenang ketika persiapan sudah dilakukan.
Ketiga, Dana PensiunYang berikutnya sering terlupakan atau sering tertunda adalah perencanaan dana pensiun. Ketika membawakan materi persiapan pensiun (yang biasanya antara 6 bulan sampai dengan 2 tahun sebelum pensiun) reaksi dari peserta adalah, "wah kok baru sekarang dikasih tahunya", "harusnya dari dulu-dulu".
Memangnya meskipun telah diajarkan dari 10-15 tahun yang lalu terus langsung dilakukan dan dikerjakan? Fakta membuktikan bahwa saya pulang ke Indonesia dari tahun 2000 dan menyebarkan "virus" perencanaan keuangan hampir 20 tahun di Indonesia, dan masih banyak orang di Indonesia yang tidak peduli dengan keuangan dan persiapan mereka.
Tiga hal di atas adalah contoh dari menunda yang sering anda lakukan sehari-hari dan bisa berakibat fatal bagi kehidupan anda dan keluarga. Oleh sebab itu buatlah persiapan dan perencanaan dari sekarang.
Itu peduli apakah itu plan baru atau plan lama yang belum dilakukan, segera anda buat dalam secarik kertas, atau ambil buku kosong, atau buka laptop dan segera lakukan perencanaan dari sekarang.
Untuk yang lebih simple anda bisa melakukan dengan menggunakan aplikasi perencanaan keuangan yang bisa diunduh gratis
di sini.
Selain mencatat anda juga penting untuk berinvestasi dan berasuransi. Permasalahan dengan investasi masih banyak orang yang awam.
Sementara untuk berasuransi banyak masyarakat yang enggan karena takut dikejar-kejar oleh agen, padahal mereka baru hanya mau tahu berapa besar sih premi yang mereka harus bayarkan.
Nah, untuk hal ini ada solusinya, anda bisa cek premi asuransi tanpa takut dikejar-kejar agen melalui aplikasi yang bisa diunduh
di sini.
Selain itu anda juga bisa belajar dengan mengikuti kelas dan workshop tentang keuangan, infonya bisa anda dapatkan dari aplikasi tersebut di atas atau anda bisa cek
di sini.
Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.
Simak Video "Buat Resolusi Baru Tahun 2025, Harus Realistis?"
[Gambas:Video 20detik]