Melansir CNBC, Senin (6/1/2020), ketegangan di Timur Tengah terjadi pada pekan lalu, setelah Trump menyerukan serangan udara di Baghdad hingga menewaskan jenderal top Iran, Qasem Soleimani.
Kejadian itu membuat tensi kedua negara memanas. Nah Irak merasa negaranya akan menjadi lokasi perang antara AS vs Iran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika mereka meminta kami untuk pergi, melakukannya dengan tidak ramah, kami akan menjatuhkan mereka sanksi yang lebih berat dari sebelumnya. (Sanksi terhadap Irak) itu akan membuat sanksi untuk Iran terlihat lebih ringan," ujarnya kepada wartawan di Air Force One.
Trump marah lantaran merasa AS dirugikan jika pasukan militernya diusir. Sebab AS sudah membangun markas militer dengan menghabiskan uang yang banyak untuk membantu melawan ISIS.
"Kami memiliki pangkalan udara yang sangat mahal di sana. Biayanya miliaran dolar untuk membangun. (Dibangun) Jauh sebelum waktu ku. Kami tidak akan pergi kecuali mereka membayar kami untuk itu," kata Trump.
Sebelumnya Soleimani, kepala unit pasukan khusus di Korps Pengawal Revolusi Islam, adalah arsitek utama operasi militer Iran di luar negeri. Dia terbunuh Kamis malam ketika meninggalkan bandara Baghdad, saat mobil konvoinya ditabrak oleh sebuah pesawat tak berawak yang diperintahkan oleh presiden AS.
Salah satu dari mereka yang terbunuh bersamanya juga adalah pemimpin penting milisi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, yang juga wakil komandan milisi yang didukung Iran yang dikenal sebagai Pasukan Mobilisasi Populer.
Baca juga: Tegang AS-Iran, IHSG Dibuka Merah |
(das/fdl)