Hadeuh! Lifting Minyak Loyo, Penerimaan Negara Tekor Deh

Hadeuh! Lifting Minyak Loyo, Penerimaan Negara Tekor Deh

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 07 Jan 2020 12:14 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta - Ekonomi 2019 dinilai penuh tantangan, salah satunya tercermin dari kinerja sektor minyak dan gas. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan realisasi lifting minyak dan gas tahun 2019 bahkan lebih rendah dari tahun 2018.

Dalam paparannya hari ini, terungkap realisasi lifting minyak hingga November 2019 hanya mencapai 741.000 barel per hari. Padahal target yang ditetapkan mencapai mencapai 775.000 barel sepanjang 2019.

Sedangkan realisasi lifting gas hingga November 2019 hanya tercapai 1.050.000 barel setara minyak per hari. Angka itu juga lebih rendah dari target lifting gas 2019 yang dipatok pada angka 1.250.000 barel setara minyak per hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lifting minyak dan gas tidak sesuai asumsi makro," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (7/1/2020).


Lebih lanjut ia menjelaskan, realisasi produksi yang tak capai target diperparah dengan rendahnya harga minyak dunia. ICP tahun 2019 tercatat hanya sebesar US$ 62/barel, lebih rendah dari asumsi yang ditetapkan sebesar US$ 70 barel.

Tak tercapainya target produksi minyak dan gas nasional tersebut memberikan efek lebih lanjut pada perekonomian nasional. Pendapatan negara dari sektor ini pun terpantau tekor.

"Lebih rendahnya harga dan lifting migas tersebut mempengaruhi pendapatan negara dari sektor migas tahun 2019," katanya.



Hadeuh! Lifting Minyak Loyo, Penerimaan Negara Tekor Deh



(kil/dna)

Hide Ads