Dalam paparannya hari ini, terungkap realisasi lifting minyak hingga November 2019 hanya mencapai 741.000 barel per hari. Padahal target yang ditetapkan mencapai mencapai 775.000 barel sepanjang 2019.
Sedangkan realisasi lifting gas hingga November 2019 hanya tercapai 1.050.000 barel setara minyak per hari. Angka itu juga lebih rendah dari target lifting gas 2019 yang dipatok pada angka 1.250.000 barel setara minyak per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut ia menjelaskan, realisasi produksi yang tak capai target diperparah dengan rendahnya harga minyak dunia. ICP tahun 2019 tercatat hanya sebesar US$ 62/barel, lebih rendah dari asumsi yang ditetapkan sebesar US$ 70 barel.
Tak tercapainya target produksi minyak dan gas nasional tersebut memberikan efek lebih lanjut pada perekonomian nasional. Pendapatan negara dari sektor ini pun terpantau tekor.
"Lebih rendahnya harga dan lifting migas tersebut mempengaruhi pendapatan negara dari sektor migas tahun 2019," katanya.
(kil/dna)