Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, hotel-hotel itu akan disatukan dan akan dikelola oleh BUMN yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Kalau hotel yang mau disatukan itu rencananya akan dimasukkan ke perusahaan yang sudah IPO, yang sudah di bursa," katanya di Kementerian BUMN Jakarta Pusat, Selasa malam (7/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dicari perusahaan Tbk yang cocok dan pas untuk itu dan yang memang selama ini kurang maksimal, diharapkan masuknya, performa perusahaan ini akan naik," terangnya.
Baca juga: Hari Ini BPK Bongkar 'Borok' Jiwasraya |
Arya juga belum membeberkan skema ambil alih hotel-hotel BUMN ini, apakah akan dilimpahkan atau dibeli BUMN berstatus terbuka tersebut.
Pada kesempatan lain, Arya pernah menyebut, BUMN yang memiliki inti bisnis hotel yakni Inna Group Hotel mengelola belasan jaringan hotel. Namun, BUMN lain rupanya juga mengelola hotel. Tak tanggung-tanggung, Arya mencatat ada 85 hotel yang dikelola BUMN-BUMN tersebut.
"BUMN punya core bisnis namanya Inna Hotel punya 15 atau berapa belas hotel. Tapi kan anda tahu nggak, 85 hotel dimiliki BUMN. Pertamina punya. Malah kemarin ada satu perusahaan finance yang baru menerima permodalan PMN negara namanya PT PANN punya hotel di Bandung besar. Ditanya, apakah itu menguntungkan 'Iya pak itu sekarang membantu kami untuk membayar gaji-gaji," katanya di Novotel Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2019).
(eds/eds)