Menurut Luhut UEA membuka lapangan kerja untuk warga negara Indonesia (WNI). Namun, Luhut menegaskan, harus tenaga kerja terampil atau dengan skill yang dikirim ke UEA, bukan tenaga kerja yang tidak memiliki kemampuan atau non skilled.
"Tadi bahas persiapan sama Abu Dhabi, kan dia nawarin lapangan kerja yang kita mau kan skilled labour, tapi mereka mau buka yang non skilled, ya kita nggak mau," ujar Luhut usai rapat di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah menghendaki tenaga kerja yang sudah punya skill untuk mengisi lapangan kerja yang ditawarkan UEA. Bahkan, kalau perlu UEA juga bisa melatih pekerja Indonesia sebelum bekerja di UEA.
"Jadi kita mau yang skill, kita mau supaya dia train orang sini di sini, untuk masuk ke sana," kata Luhut.
Ketika ditanya berapa banyak potensi lapangan kerja yang ditawarkan, Luhut tidak menjelaskannya secara rinci. Hanya saja, dia menegaskan jumlahnya mencapai ribuan orang.
"Bisa berapa ribuan lah," tutur Luhut.
(hns/hns)