Jakarta - Nasabah PT Hanson International Tbk saat ini sedang harap-harap cemas uang yang diinvestasikannya bisa kembali. Pasalnya, perusahaan mengaku tak punya uang untuk membayarkan hak para nasabah yang selama ini menjadi sumber dana.
Hanson menawarkan opsi yakni memberikan aset berupa tanah atau rumah di wilayah Maja dan Parung Panjang. Namun nasabah merasa dipaksa untuk mengambil opsi tersebut.
Bagaimana curhatan duka nasabah tersebut? Bagaimana pula modus Hanson menarik nasabah?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu nasabah yang namanya tak ingin disebutkan menceritakan, 2 tahun yang lalu ia ditawarkan oleh marketing perusahaan Hanson.
Hanson disebut perusahaan properti yang memiliki banyak tanah atau lahan mulai dari Maja sampai Rangkas Bitung.
"Marketingnya bilang, kalau uang kita dipinjam Hanson, selain dapat bunga juga ada jaminan tanah atau rumah dengan nilai 1:1," ujar dia kepada detikcom, Rabu (8/1/2020).
Dia mengungkapkan, produk yang ia beli waktu itu adalah medium term notes (MTN) jangka pendek saat itu Hanson menjanjikan suku bunga di kisaran 9-10%.
Saat itu dirinya percaya dengan penjelasan marketing Hanson. Pasalnya, yang digunakan adalah laporan keuangan yang moncer.
"Waktu itu marketing meyakinkan kalau Hanson sehat, melalui laporan keuangan. Eh ternyata laporan keuangan itu dipalsukan, bahkan ditegur oleh OJK," jelas dia.
Dia menceritakan, Hanson juga menggunakan marketing freelance dan bukan karyawan tetap. Hal ini membuat pengaduan dari nasabah menjadi sulit.
Salah satu nasabah yang namanya tak ingin disebutkan bercerita kepada
detikcom. Tak ada informasi terkait gagal bayar oleh Hanson kepada nasabah.
"Tak ada info apapun, marketing pun tidak tahu, tiba-tiba beberapa nasabah yang tidak mendapatkan bunga langsung complain ke marketing dan kemudian menanyakan ke kantor Hanson," ujar dia, Rabu (8/1/2020).
Dia mengungkapkan, setelah complain yang dilakukan baru Hanson mengumumkan jika perusahaan kesulitan membayar. Kemudian, pihak Hanson memindahkan nasabah ke Koperasi Hanson Mitra Mandiri.
Setelah itu, pimpinan Hanson, Benny Tjokro memberikan personal guarantee atau jaminan kepada para nasabah.
"Kemudian marketing juga mengaku kesulitan menghubungi kantor Hanson. Sejak itu jalur komunikasi mulai sulit," jelas dia.
Dia mengaku curiga, tawaran aset rumah atau tanah yang diberikan Hanson hanya janji belaka. Pasalnya Hanson juga mengklaim tak punya uang.
"Jangan-jangan kita cuma dijanjikan 3 tahun, kemudian rumahnya selesai dibangun. Tapi kenyataanya tidak terbangun karena mereka tak punya uang," imbuh dia.
Simak Video "IHSG Naik 65 Poin Jelang Libur 1 Muharram"
[Gambas:Video 20detik]