Sebelumnya, bandara yang satu ini terkendala pembebasan lahan. Namun, kini Polana menegaskan Pemda Kediri sudah memberikan rekomendasi untuk memasukkan lokasi Bandara Kediri ke dalam RT-RW daerah.
"Kita akan breaking 16 April. Soal pembebasan lahan udah ada solusi, terkait penetapan lokasi kuncinya sudah ada rekomendasi bahwa bandara sudah sesuai RT-RW," ungkap Polana usai rapat di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Kamis (16/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bandara Kediri Mulai Dibangun Maret 2020 |
Dirut PT Surya Dhoho Investama (PT SDI), Susanto Widyatmoko memperkirakan bandara ini akan menelan biaya Rp 6 triliun. Nantinya, jumlah tersebut akan dibagi dua untuk lahan dan pembangunan infrastrukturnya.
PT SDI sendiri merupakan anak usaha Gudang Garam yang ditunjuk untuk mengelola Bandara Kediri.
"Kalau soal dana itu, kita masih finalisasi. Yang bisa saya katakan range-nya aja. Tanah aja Rp 3 T (triliun) ya, plus bandara bisa 3 T minimal. Tapi masih dibahas belum selesai," ungkap Susanto di tempat yang sama.
Kembali ke Polana, dia mengatakan bahwa bandara ini akan dioperasikan secara kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Sehingga biayanya akan ditanggung swasta.
"Ini akan dibiayai mitra. Kita kan KPBU, sesuai hasil kesepakatan biaya dari badan usaha. Ini badan usahanya Gudang Garam kemudian kerja sama dengan AP I," ungkap Polana.
(dna/dna)