Bertolak sekitar dua jam dari Bandara Kualanamu, detikcom, Senin (20/1/2020) berkesempatan mengintip langsung proses pembuatan aluminium di markas Inalum tersebut.
Inalum terhitung sebagai BUMN baru di Indonesia setelah ditasbihkan menjadi perusahaan milik negara pada November 2013 lalu. Sebelumnya, Inalum merupakan perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Jepang yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Negeri Sakura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berlokasi di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, sebuah kawasan terintegrasi dengan luas sekitar 200 Ha beroperasi selama 1x24 jam untuk menghasilkan tiga produk aluminium. Tiga produk tersebut adalah aluminium ingot, aluminium foundry alloy, dan aluminium billet.
Aluminium ingot diproduksi dengan tiga tingkat kemurnian yang nantinya bisa dibentuk menjadi berbagai produk akhir seperti otopart dan kabel. Sedangkan aluminium foundry alloy dapat digunakan untuk menghasilkan velg, blok mesin kendaraan, rangka kendaraan, dan kebutuhan lainnya. Sementara aluminium billet dapat digunakan untuk menghasilkan badan gerbong kereta, rangka kendaraan, dan digunakan secara luas pada industri kabel dan konstruksi atap rumah.
![]() |
Produk-produk yang dihasilkan itu membantu Indonesia untuk mengurangi ketergantungan impor aluminium karena semakin banyaknya diversifikasi produk yang dihasilkan di dalam negeri. Meski untuk bahan baku pembentukan aluminiumnya sendiri, Inalum masih mengimpor dari berbagai negara seperti Australia, China, India, hingga Argentina.
Di markas besar Inalum tersebut, terdapat tiga pabrik pembentukan aluminium, yakni pabrik Anoda, pabrik reduksi, dan pabrik pencetakan. Pabrik-pabrik tersebut saling berkaitan untuk membentuk tiga produk aluminium tadi.
Simak Video "Trump Kenakan Tarif 25 Persen untuk Impor Baja-Aluminium dari Semua Negara"
[Gambas:Video 20detik]