"Dengan terbukanya permasalahan industri keuangan khususnya di bidang asuransi ini sesungguhnya sudah menghilangkan kredibilitas OJK dan bapak-bapak sebagai komisioner," kata Hidayatullah di hadapan Dewan Komisioner OJK dalam rapat kerja Komisi XI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (22/1/2020).
Menurut Hidayatullah, beberapa rapat kerja yang digelar dengan OJK sebagai mitra kerja Komisi XI bagaikan angin lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, ia menyinggung kembali rencana pengembalian fungsi pengawasan jasa keuangan dari OJK ke Bank Indonesia (BI).
"Risikonya kalau kita bisa meminta memeriksa kinerja pengawasan mereka (OJK), dan ternyata tidak sesuai ya risikonya komisionernya harus mundur, atau digabungkan kembali dengan BI. Jadi ini bukan masalah sederhana. Kita ini kan di Komisi XI mengawasi angka-angka besar. Jadi seolah belasan triliun ini kecil. Kelalaian ini akan berdampak besar. Puluhan triliun ini seolah tidak ada apa-apa. Bapak masih menyembunyikan sementara publik sudah tahu. Jadi nggak ada rahasia," tegas Hidayatullah.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi XI dari fraksi Nasdem, Hasbi Anshory mempertanyakan pengawasan OJK ketika Jiwasraya melakukan investasi melalui instrumen saham gorengan dan reksadana. Padahal, menurut keterangannya, OJK sudah berkali-kali menyampaikan bahwa tugas yang dijalankan sudah sesuai dengan Undang-undang (UU ) nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
"Pernahkah OJK melakukan haknya dalam UU terhadap Jiwasraya? Pernahkah OJK menyampaikan peringatan kepada Jiwasraya yang tidak patuh itu menurut UU? Kalau dibiarkan kan repot," terang Hasbi.
(fdl/fdl)