Terowongan atau underpass terpanjang di Indonesia yang terletak di bawah areal terminal bandara internasional Yogyakarta (Yogyakarta International Airpot/YIA) resmi dibuka. Underpass YIA dengan panjang mencapai 1,4 kilometer ini menghubungkan Desa Glagah dan Desa Palihan di Panewon, Temon, Kulonprogo.
"Underpass ini sudah selesai dibangun sejak Desember lalu, dan hari ini mulai kita buka," jelas Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional 7, Ahmad Cahyadi disela pembukaan underpass di Desa Glagah, Temon, Kulonprogo, Jumat (24/1/2020).
Underpass ini merupakan hasil pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di bawah Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat. Konstruksi jalan ini berada di jalur pantai selatan jawa (Pansela) yang berada tepat di bawah bandara YIA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Konstruksinya sudah sesuai dengan desain dan sesuai ketentuan dan aturan yang ada,"jelasnya.
Underpass ini memiliki panjang 1,05 yang tertutup dari panjang keseluruhan 1,406 km. Underpass ini dibangun dengan dua lajur dengan dilengkapi pembatas jalan di sisi tengah.
Setiap lajurnya ada dua jalur dengan lebar 7,85 meter dan ketinggian 5,1 meter. selain itu juga dilengkapi dengan beberapa unsur keselamatan, seperti lampu flip-flop, emergency exit 8 unit, dan 34 unit exhaust fan. Di kedua pintu masuk juga dilengkapi dengan speaker untuk menghimbau pengguna jalan lebih hati-hati. Dari speaker ini akan menggunakan himbauan keselamatan berlalu-lintas dan kehati-hatian dalam tiga bahasa.
"Kita syaratkan kecepatan maksimal 40 km/jam dan tidak boleh berhenti di dalam,"jelasnya
Ahmad memastikan kondisi jalan sudah layak untuk dioperasionalkan. Mereka sudah mendapatkan rekomendasi kelaikan jalan dari komite keselamatan jembatan dan terowongan jalan. Namun untuk sementara waktu akan ditempatkan petugas keamanan, karena ini akan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk datang.
Apalagi di kedua sisi juga ada orname budaya lokal. Diantara ornamen tari Angguk yang menjadi tarian khas Kulon Progo dan Tari Jathilan yang menjadi kesenian khas di DIY.
Kepala Dinas Perhubungan DIY, Sigit Sapto Raharjo mengatakan underpass terpanjang di Indonesia. Untuk itu masyarakat harus ikut menjaga keamanan underpass ini. Khususnya di kedua mulut underpass yang langsung berhubungan dengan persimpangan yang akan rawan dengan kecelakaan. Sehingga perlu kewaspadaan dari masyarakat.
"Sampai bulan Maret ini kita akan uji cobakan dengan menempatkan petugas untuk nanti dievaluasi,"jelasnya.
Sigit memastikan ini akan menjadi destinasi baru. Banyak warga akan berdatangan untuk melihat kondisi jembatan. Ini akan menjadi potensi ekonomi baru bagi masyarakat.
proyek ini menghabiskan anggaran dari APBN 293 miliar dengan waktu pekerjaan mulai November 2018 sampai dengan Desember 2019.
(fdl/fdl)