Pada perayaan tahun baru China atau Imlek ke-2571 kali ini, ada sedikit cerita menarik dari pengemudi atau driver ojek online (ojol). Sukardi (42), penjual pernak-pernik imlek di Pasar Asemka, Jakarta Barat mengaku sehari-hari profesinya bahkan bukanlah seorang pedagang, melainkan seorang driver ojol.
"Saya biasanya ngojek, setiap Imlek aja jual beginian," ungkap Sukardi kepada detikcom saat ditemui di Pasar Asemka, Jakarta Barat, Sabtu (20/1/2020).
Lalu, apa yang membuat Sukardi banting setir?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pendapatan selama berjualan pernak-pernik Imlek jauh lebih tinggi dibandingkan menjadi driver ojol. Ia membandingkan penghasilannya sebagai driver ojol dan penjual pernak-pernik Imlek.
"Kalau ngojek paling sebulan cuma dapat Rp 10 jutaan, itu pun capeknya luar biasa, tapi kalau jualan imlek gini bisa sampai Rp 55 juta/bulan," tambahnya.
Untuk itu, setiap menjelang Imlek, sekitar satu bulan ia mengistirahatkan diri dari profesi driver ojol.
"1 bulan fokus dagang aja, capek juga kalau habis jualan terus narik lagi," kata Sukardi.
Sukardi mengaku mulai menjajakan dagangan imlek sejak dua tahun lalu setelah mendengar kisah saudaranya yang kerap raup untung gara-gara berdagang selama perayaan tahun baru China.
"Saudara saya suka cerita kalau dagang saat imlek itu untungnya gede, makanya saya jadi tertarik dan ikut-ikutan seperti dia," imbuhnya.
Untuk barang dagangannya, kebanyakan ia peroleh dari Negeri Tirai Bambu dan hanya sebagian kecil saja yang berasal dari dalam negeri.
Sukardi merinci barang dagangan yang dijajakannya sepanjang perayaan imlek berupa lampion, bunga hiasan, angpao, topeng barongsai, kucing hoki, stiker fuk fu, pohon mei hua, dan berbagai jenis gantungan mulai dari gantungan kunci sampai atap.
"Kalau yang paling laku itu biasanya angpao, lampion, sama stiker sih," pungkasnya.
(ara/ara)