Tak hanya Irfan dan Triawan yang jadi wajah baru di sana, Menteri BUMN Erick Thohir juga merombak seluruh jajaran direksi maskapai nasional itu.
Akan tetapi, orang-orang yang ditunjuk tak sedikit merupakan wajah-wajah lama di maskapai berkode saham GIAA itu.
Lantas, apakah susunan terbaru di tubuh Garuda itu sudah tepat untuk membawa perubahan yang lebih baik lagi ke depannya?
Pengamat Penerbangan dari Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati menilai susunan direksi yang baru ini sudah cukup ideal dan dianggap cukup kompeten untuk memperbaiki kinerja Garuda ke depan.
"Kalau lihat komposisinya, saya lihat lumayan ideal lah. Karena ada gabungan antara profesional dan praktisinya, dan sebagian dari mereka sudah mewarisi, brand garuda yang kuat, terutama di domestik sudah baik," ujar Arista kepada detikcom, Senin (27/1/2020).
Salah satunya seperti penunjukkan kembali Doni Oskaria sebagai Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, mendampingi Dirut Irfan Setiaputra.
Meski sempat terseret skandal laporan keuangan yang ramai pada April 2019 lalu, akan tetapi, sosok Doni dianggap sebagai praktisi internal yang cukup mumpuni.
"Kayak Doni Oskaria, itu kan dia selama ini komisaris Citylink juga, artinya sudah tune in di maskapai," tambahnya.
Selain itu, ada sosok Yenny Wahid yang ditunjuk sebagai Komisaris Independen. Meski tidak memiliki latar belakang di dunia penerbangan, akan tetapi sosoknya sebagai seorang profesional mampu membawa perubahan dalam tubuh maskapai itu.
"Ada juga bu Yenny Wahid, paling tidak sebagai fungsi kontrol terhadap keluhan masyarakat, dia bisa menjembatani, misalnya mengenai, harga tinggi, kualitas makanan, itu mungkin bisa di-sounding oleh ibu Yenny Wahid," imbuh Arista.
Berikut daftar orang lama yang masih ditunjuk di direksi baru Garuda Indonesia:
1. Dony Oskaria menjadi Wakil Direktur Utama
2. Fuad Rizal menjadi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko
3. Tumpal Manumpak Hutapea ditunjuk menjadi Direktur Operasi
4. Aryaperwira Adileksana didapuk menjadi Direktur Human Capital
5. Rahmat Hanafi ditunjuk menjadi Direktur Teknik Garuda
6. Ade R Susardi ditunjuk menjadi Direktur Layanan, Pengembangan Usaha, dan IT.
7. M Rizal Pahlevi ditunjuk menjadi Direktur Niaga dan Kargo.
Lalu, apa yang bisa diharapkan dari para direksi baru ini ke depan untuk memperbaiki citra Garuda ?
Menurut Pengamat BUMN dan Lembaga Kepala Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Toto Pranoto, kunci utama pembenahan maskapai pelat merah ke depan ada para Irfan Setiaputra sebagai Dirut Garuda.
"Semua itu kuncinya ada pada tugas utama Dirutnya, yang membutuhkan strong leadership, untuk perbaikan reputasi dan praktek GCG (good corporate governance atau tata kelola yang baik)," kata Toto kepada detikcom.
Meski Irfan juga tak memiliki latar belakang penerbangan yang kuat, setidaknya sosok Irfan diharapkan mampu berwawasan luas atas bisnis tersebut.
"Intinya Dirut tersebut harus punya integritas, paham bisnis airlines, berpengalaman dalam melakukan change management, serta punya visionary leadership," paparnya.
"Karena Garuda juga adalah BUMN Tbk maka perbaikan reputasi jadi prioritas. Hal ini misalnya terkait perbaikan implementasi GCG dan praktek kerja yang memprioritaskan etika. Kalau bisa dilaksanakan dengan cepat dan menghasilkan trust dari publik, maka transformasi internal tersebut bisa lebih mudah mencapai tujuan bersama yakni tak hanya pelayanan namun juga peningkatan pendapatan," pungkasnya.
(dna/dna)