Jakarta -
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk baru saja mendapat keringanan utang atau menyelesaikan proses restrukturisasi utang KRAS senilai US$ 2 miliar atau setara Rp 27,22 triliun (asumsi kurs Rp 13.611/US$).
Restrukturisasi itu disebut-sebut sebagai restrukturisasi terbesar dalam sejarah Indonesia.
Merespons hal tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir langsung mewanti-wanti manajemen emiten berkode saham KRAS itu agar dapat menjaga kinerjanya supaya tak jatuh lagi pada jeratan utang yang sudah mendera selama 7 tahun belakangan ini.
"Saya tegaskan ke Pak Dirut (Dirut KRAS Silmy Karim) ini restrukturisasi terbesar dalam sejarah Indonesia, tapi what's next? Saya nggak mau (cuma) teori, itu gampang. Tapi apa operasional ke depan dan kita pasti kawal," ujar Erick saat menghadiri penyelesaian restrukturisasi utang KRAS, di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Ia bahkan tak segan-segan bakal mencopot seluruh direksi perusahaan pelat merah itu bila kedapatan tak becus membenahi keuangannya tersebut.
"Saya dukung Pak Dirut, direksi dan komisaris selama ke arah yang bener tentu kita dukung. Kalau nggak saya stop (copot)," tambahnya.
Erick juga mengimbau akan perlunya penguatan fungsi komisaris ke depan sehingga tidak hanya duduk tetapi benar-benar mengawasi kebijakan perusahaan.
"Maaf saya sebagai pimpinan ingin punya target jelas. Komisaris ke depan harus aktif nggak mau komisaris duduk-duduk nggak bantu awasi, tapi jangan ambil peran direksi," kata Erick.
Di samping itu, Erick tetap menyampaikan apresiasinya kepada manajemen KRAS selama ini sudah berupaya memulihkan kinerja maupun operasional perusahaan yang memproduksi baja nasional tersebut.
"Terima kasih atas kerja keras direksi dan komisaris. Makasih Pak Wamen, karena ini KPI (key performance indicator) kita ini KPI terakhir bulan ini, bulan depan ada lagi. Ini penting seluruh kementerian kerja keras dan deliver B30 (program biodiesel 30%), TPPI (kilang PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama) dan operasional, sama ini kayak TPPI macet belasan tahun," ucapnya.
Erick juga berterimakasih kepada bank-bank BUMN (Himbara) dan swasta yang menjadi kreditor KRAS.
"Makasih ke Himbara utangnya hampir 70% dan thanks to bank swasta internasional dan OJK yang memang salah satu kita minta bantuannya. Jadi kalau bisa kolaborasi kerjanya lebih ringan yang macet belasan tahun bisa dijalanin asal nawaitu, niatnya sama. Bukan hidden agenda," katanya.
Pada Selasa ini, KRAS sudah menyelesaikan proses restrukturisasi utang senilai US$ 2 miliar. Restrukturisasi ini melibatkan 10 bank terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank ICBC Indonesia, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank), PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank DBS Indonesia, dan Standard Chartered Bank.
Penandatangan perjanjian restrukturisasi ini dilakukan pada 12 Januari 2020 lalu setelah menunggu sejak 22 Desember 2018.
Melalui restrukturisasi ini, total beban selama sembilan bulan tahun utang dapat diturunkan secara signifikan dari US$ 847 juta menjadi US$ 466 juta.
Selain itu, penghematan biaya juga bisa didapatkan Krakatau Steel dari restrukturisasi utang selama 9 tahun sebesar US$ 685 juta.
Simak Video "Video: Wanita di Batam Bunuh Kekasih gegara Kesal Uangnya Dipakai Judol"
[Gambas:Video 20detik]