"Kami sudah diskusi dengan beberapa ahli soal (IPO) ini, salah satu syaratnya yaitu kan tiga tahun berturut-turut harus meraih laba dengan konsisten naik, tahun lalu sudah capai laba Rp 60 miliar sampai Rp 70 miliar, kalau tahun-tahun berikutnya naik, tentu rencana itu bisa kita wujudkan," ujar Presiden Direktur MRT Jakarta William Sabandar dalam diskusi media di Hotel All Season, Thamrin, Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Baca juga: MRT Jakarta Mau Jual Saham di 2022 |
Menurut William, untuk laba tahun ini, pihaknya memproyeksi bisa mencapai Rp 200 miliar-Rp 250 miliar dan tahun 2021 naik mencapai Rp 300 miliar-Rp 350 miliar.
Akan tetapi, masalah pendanaan untuk ekspansi bukan satu-satunya alasan perusahaan akan melantai di bursa.
William menyampaikan bila perusahaan sehat dan publik ingin berinvestasi maka hal itu merupakan peluang. Apalagi pihaknya ingin mengelola jalur 230 km MRT di Jakarta pada tahun 2030 mendatang.
"Kami ingin governance bagus, maka publik harus kontrol. Sekarang saja laporan keuangan kami taruh di website tidak ditutup-tutupi jadi ada budaya akuntabel dan itu bagus," tambahnya.
Dengan IPO nantinya, pihaknya berharap juga bisa mendapatkan dana dari publik namun dirinya belum menyebut berapa dana yang diincar perusahaan.
"Saya belum bisa bicara banyak soal target dana IPO, saya baru bisa bicara itu akhir 2020 kalau melihat progres labanya, ya kita lihat ke depan saja dengan tetap konsisten memberikan pelayanan yang terbaik," pungkasnya.
(dna/dna)